Jumat, 19 Januari 2024
“Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.” (Yohanes 1:6-7)
Ayat Lectio Divina: Yohanes 1:6-7 | Bacaan Alkitab: Yohanes 1:29-34
Yohanes 1 : 29-34
Yohanes menunjuk kepada Yesus
29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
30 Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.
31 Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.”
32 Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.
33 Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.
34 Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.”
Saksi adalah seorang yang sangat berpengaruh dalam menyatakan sebuah hal. Tanpa saksi maka sebuah catatan sejarah menjadi tidak valid adanya. Saksi yang dicatat dalam sejarah umumnya memiliki kesepakatan akan suatu hal yang jelas sehingga dapat dipandang sebagai kebenaran. Saksi juga pihak yang mempertanggungjawabkan kesaksiannya baik secara legal (hukum) maupun sosial dalam kehidupannya sehari-hari. Bagian firman Tuhan ini menjelaskan peran Yohanes sebagai salah satu saksi Kristus yang meyakinkan setiap kita bahwa Kristus adalah Allah dan menolong setiap orang pada waktu itu untuk percaya kepada Kristus.
Setidaknya ada beberapa hal penting yang dapat kita renungkan tentang kehadiran Yohanes sebagai saksi Kristus. Pertama, dalam ayat 6 dikatakan bahwa Yohanes “datang” sebagai utusan Allah. Hal ini dikontraskan dengan Yesus sebagai yang “pada mulanya” menyatakan keilahian-Nya. Yohanes sebagai manusia biasa, datang dari sesuatu yang diciptakan, sedangkan Yesus telah ada sejak dari kekekalan. Ini penting untuk menunjukkan perbedaan Yohanes sebagai saksi yang menyatakan keilahian Kristus yang sejati. Kedua, Yohanes memberitakan tentang terang yang dinyatakan sebagai hidup yang terkandung dalam Kristus. Ini menunjukkan bahwa terang yang disebut kehidupan itu merujuk kepada kehidupan kekal yang hanya bisa di dapat di dalam Kristus. Maka Kristus bukan saja sosok ilahi melainkan juga sosok yang membawa pada kehidupan yang kekal. Ketiga, kehadiran Yohanes memberi dampak agar setiap orang percaya bukan hanya pandai dalam perkataannya melainkan menyatakan dan memutuskan untuk mengambil tindakan nyata sebagai bagian dari perwujudan iman.
Marilah kita menghayati apa yang sudah dilakukan Yohanes Pembaptis dengan meyakini bahwa Yesus adalah pribadi yang Ilahi dan memberi kehidupan yang kekal melalui keselamatan serta tidak berhenti dalam keyakinan semata. Kita seharusnya juga menghidupi iman kita dalam perbuatan dan tindakan nyata untuk memberitakan Injil dan menjadi saksi Kristus di manapun kita berada.
STUDI PRIBADI: Apakah Terang yang dimaksudkan merupakan firman yang tertulis atau menyatakan Firman yaitu diri Kristus sendiri?
Pokok Doa: Mari berdoa untuk iman setiap kita di hadapan Tuhan agar kita semakin meyakini bahwa Kristus adalah Tuhan yang memberi keselamatan untuk hidup kita.
Markus 15 : 10
6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
Lukas 2 : 46-47
46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.
Kejadian 17 : 9
9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
Imamat 12 : 3
3 Dan pada hari yang kedelapan haruslah dikerat daging kulit khatan anak itu.
Wahyu 7 : 17
17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."
1 Yohanes 4 : 10
10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
1 Yohanes 4 : 11
11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
1 Yohanes 4 : 12-17
12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.
14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.
15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.
16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
1 Yohanes 4 : 18
18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
1 Yohanes 4 : 20a
20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,
1 Yohanes 4 : 20b
20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.