24 September 2023

RINGKASAN KHOTBAH
24 SEPTEMBER 2023

Bahan Pertemuan Kelompok Kecil

KESATUAN UMAT TUHAN
Filipi 4 : 1-3

Sesudah mendorong Jemaat berteguh dalam Tuhan (ay. 1), Paulus beralih membicarakan satu masalah penting dalam Jemaat. Ia menyebut soal adanya perseteruan di antara dua orang wanita, yakni Euodia dan Sintikhe. Kita tidak tahu jelas apa penyebabnya, meski beberapa penafsir menduga konflik ini mungkin ada hubungannya dengan bantuan yang diberikan Jemaat untuk Paulus. Apa yang menarik, para penafsir yakin bahwa kedua wanita ini bukanlah sekadar Jemaat biasa di dalam gereja Filipi. Paulus mengatakan bahwa keduanya telah berjuang bersama dengannya dalam pekabaran Injili (ay. 3). Dari sini, para penafsir sepakat bahwa keduanya kemungkinan besar adalah orang-orang dengan posisi penting di dalam gereja Filipi. Meminjam bahasa hari ini, nampaknya keduanya adalah semacam majelis atau penatua dalam Jemaat.

Ini adalah hal yang menarik sebab bila demikian, mereka seharusnya tergolong orang yang baik dan cukup dewasa secara rohani. Bila demikian, mengapa dua orang yang seharusnya dewasa rohani ini bisa saling berseteru? Jawabannya karena kita semua telah terdampak oleh dosa: dosa membuat konflik menjadi hal yang tak terhindarkan dalam relasi manusia.

Kita sering berpikir konflik terjadi setidaknya karena salah satu pihak itu jahat; atau bahkan mungkin karena kedua pihak sama-sama jahat. Ini tidak tepat: konflik terjadi bukan karena ada satu pihak yang jahat; konflik terjadi karena kedua pihak sama-sama berdosanya. Karena itu, kita tidak akan bisa meniadakan konflik, sebab konflik pasti muncul dalam berbagai bentuk, sebab, dan skala. Apa yang perlu dipikirkan bukan bagaimana cara meniadakan konflik, tetapi bagaimana menanganinya dengan cara yang Alkitabiah.

Bicara soal menangai konflik, ada tiga hal yang bisa kita renungkan di sini. Pertama, kita harus belajar membuat konflik seprivat mungkin. Kecenderungan kita ketika kita berkonflik dengan orang lain ialah segera mencari bala bantuan. Kita mencari pembenaran dari orang lain agar mereka mendukung kita melawan “musuh” kita. Akan tetapi, sikap demikian bukanlah sikap Kristiani. Dalam Matius 18, Tuhan mengajar kita mulai dengan menegur empat mata saat saudara seiman bersalah. Tuhan hendak mengajarkan bahwa konflik harus dibuat seprivat mungkin: cukup kita dan orang yang berkonflik dengan kita yang tahu.

Kedua, kita harus sehati sepikir dalam Tuhan. Paulus mengajar agar Euodia dan Sintikhe sehati sepikir dalam Tuhan. Maksudnya, keduanya harus belajar melihat semuanya dalam kacamata Injil. Adakalanya konflik memang perlu terjadi sebagai upaya kita menegakkan Injil dan kemuliaan Allah. Tapi disadari atau tidak seringkali konflik-konflik yang kita alami justru tidak terkait dengan hal tersebut. Kadang kedua pihak sama-sama mau memuliakan Allah, hanya saja cara kerja mereka berbeda. Lebih buruk lagi, seringkali penyebabnya adalah kesombongan dan kepentingan pribadi kita/kelompok kita. Di sini, kita perlu rendah hati dan siap mengubah perspektif kita atau bahkan mengalah selama Tuhan dimuliakan.

Ketiga, kita harus mengembangkan sebuah komunitas Kristen yang pendamai. LAI menerjemahkan kata Yunani sudzuge sebagai sebuah nama: Sunsugos. Tetapi nampaknya lebih tepat menerjemahkannya sebagai sebuah sebutan: “teman sekerja.” Kita tidak tahu jelas siapa yang dimaksud Paulus di sini, tapi bukan tidak mungkin ini merujuk pada gereja. Bila demikian, di sini Paulus mengajar bahwa komunitas Kristen harusnya menjadi komunitas yang mendamaikan, bukan provokatif; yang mendinginkan dan bukan menjadi kompor! Komunitas kita harus berani menegur yang salah, mendamaikan yang bertikai, dan belajar melihat pada Tuhan, bukan diri sendiri.

Kiranya hal-hal ini menolong gereja kita menjadi lebih dewasa dalam menghadapi dan menyikapi konflik.

×

Filipi 4 : 1

1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!

×

Filipi 4 : 3

3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.

×

Matius 18

Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga

1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"

2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka

3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Siapa yang menyesatkan orang

6 "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.

7 Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.

8 Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.

9 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua.

10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.

11 (Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang.)"

Perumpamaan tentang domba yang hilang

12 "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?

13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.

14 Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."

Tentang menasihati sesama saudara

15 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.

16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.

17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.

18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.

19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Perumpamaan tentang pengampunan

21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"

22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.

24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.

25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.

26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.

27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!

29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.

30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.

31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.

32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.

33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?

34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.

35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

  1. Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)? Mengapa?
  2. Menurut Anda, mengapa manusia bisa berkonflik? Apakah keberadaan dua pihak yang baik menjamin tidak adanya konflik?
  3. Apa saja sebab, bentuk dan skala konflik yang pernah Anda temui atau alami?
  4. Mengapa kita cenderung suka mencari pembelaan orang lain ketika berkonflik? Bagaimana keyakinan pembelaan Allah akan menolong kita?
  5. Selama dua pihak sama-sama berfokus pada Allah, maka mereka pasti akan belajar berjalan bersama di tengah perbedaan mereka. Apakah Anda setuju dengan pernyataan tersebut? Mengapa?
  6. Bagaimana cara Anda mengembangkan sebuah komunitas yang mendamaikan?
Pikirkan satu orang yang tengah berkonflik dengan Anda. Bagaimana cara Anda menerapkan apa yang Anda pelajari hari ini pada orang itu?
  1. Doakan agar Jemaat GKA terus fokus pada kemuliaan Kristus sehingga mereka tetap mau bergandengan tangan dalam perbedaan.
  2. Doakan agar Jemaat GKA Gloria disatukan dalam kasih Tuhan sehingga bisa bersama melayani Allah dan dunia.
Download Ringkasan Khotbah
Download Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah