Sembilan Hilang, Satu Datang

Kamis, 31 Agustus 2023

“Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?” (Lukas 17:18)


Bacaan hari ini: Lukas 17:11-19 | Bacaan setahun: Lukas 16-17

Perikop ini menampilkan dua catatan menarik kepada kita. Pertama, kita diingatkan bahwa Injil bukanlah untuk kalangan sendiri. Di awal kisah, ada sepuluh orang kusta yang datang dan berteriak memohon belas kasihan Yesus. Tuhan memandang mereka dan menyuruh mereka memperlihatkan diri kepada para imam. Lukas mencatat bahwa di tengah perjalanan itu semuanya menjadi tahir. Ternyata di antara sepuluh orang yang disembuhkan itu, ada satu orang Samaria.

Bagi orang Yahudi secara umum, orang Samaria memang dianggap orang asing yang ada di luar anugerah Allah, tapi berbeda dengan Yesus. Sejak awal, Allah memang merancangkan bahwa kasih karunia-Nya akan menembus batas-batas kesukuan maupun halangan sosial yang dibuat manusia. Serupa orang Yahudi, kita mudah sekali mengecualikan orang-orang tertentu dari kasih karunia Allah. Kita menjauhi orang-orang dengan dosa tertentu karena berpikir mereka tidak layak untuk Injil. Masalahnya, kita tidak pernah tahu apa yang Allah bisa kerjakan melalui pemberitaan kita. Tugas kita adalah menyadari bahwa berita kasih karunia Allah perlu diberitakan ke manapun, bukan disimpan hanya untuk kalangan sendiri.

Kedua, perikop ini mengingatkan bahwa kita patut bersyukur. Dari sepuluh orang kusta itu, hanya satu orang saja yang kembali dan mengucap syukur kepada Yesus. Sembilan orang lain pergi tanpa pernah kembali. Kita tidak tahu pasti alasannya; barangkali sembilan orang itu menganggap hal biasa (take it for granted) anugerah Allah. Berbeda dengan mereka, orang Samaria ini sadar ada anugerah yang dia terima. Karena itu, dia bersyukur. Dalam perspektif pasal 17:7-10, orang Samaria ini menjadi contoh orang yang menyadari siapa dirinya, sehingga ia bisa memahami anugerah Allah lebih jernih. Ini penting diingat sebab kita mudah terjebak dalam kesalahan yang sama. Kita merasa Tuhan harus memberkati dan menjawab doa-doa kita, sehingga anugerah Tuhan perlahan terasa remeh bagi kita. Sepatutnya kita perlu berdiam sejenak dan menyadari kembali siapa kita. Di situ kita akan tersadar betapa banyak hal yang harus kita syukuri pada-Nya.

STUDI PRIBADI: Ambil waktu mencatat hal-hal yang perlu Anda syukuri. Di sana Anda akan sadar betapa banyaknya hal yang harus kita syukuri.

Pokok Doa: Doakanlah agar Jemaat GKA Gloria terus menyadari anugerah Allah dan tidak berhenti untuk selalu bersyukur kepada-Nya.

×

Lukas 17 : 7-10

Tuan dan hamba

7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!

8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?

10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

×

Lukas 22 : 27

27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

×

Lukas 6 : 27-28

27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;

28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *