9 Juli 2023

RINGKASAN KHOTBAH
9 JULI 2023

Bahan Pertemuan Kelompok Kecil

MENGHIDUPI KESELAMATAN
Filipi 2 : 14-18

Di ay. 12-13, Paulus mendorong Jemaat untuk mengerjakan keselamatan mereka. Selain bentuk penghormatan pada Allah, hal itu adalah bukti kehadiran Allah di tengah-tengah mereka. Apa yang menarik, Paulus mengingatkan Jemaat soal hal ini meskipun mereka sejatinya sudah senantiasa taat. Tujuannya ialah karena Paulus ingin landasan ketaatan mereka bukanlah kehadirannya di tengah mereka, tapi kehadiran Allah di tengah mereka. Bagian yang kita renungkan hari ini memberi aplikasi konkrit bagaimana wujudnya taat atau mengerjakan keselamatan. Bentuk kalimat Paulus di sini agak rumit; tak heran para penafsir jadi berbeda pendapat soal strukturnya. Meski demikian, setidaknya, ada dua hal yang bisa kita pelajari di sini.

Pertama, melakukan segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan (ay. 14-15a). Para penafsir sepakat bahwa ungkapan “bersungut-sungut” di sini menggemakan kisah bangsa Israel di padang gurun. Bedanya, bila Israel di PL bersungut-sungut melawan Allah dan Musa, Jemaat Filipi justru berkonflik satu sama lain. Konflik horizontal ini diperjelas karena Paulus menambahkan kata “berbantah-bantahan.” Paulus mengajar Jemaat agar mereka hidup berbeda dan tidak mengulangi kesalahan nenek moyang rohani mereka. Sebaliknya, mereka harus mengerjakan segala sesuatu dalam semangat kesatuan, integritas dan kerendahan hati. Ini penting sebab bila tidak semangat yang muncul ialah ketidakpuasan dan perbantahan. Dalam budaya Roma masa itu, bersaing dengan yang orang lain untuk menunjukkan superioritas diri adalah hal yang wajar. Akan tetapi, dalam keluarga Allah semangatnya bukanlah superioritas diri, melainkan kesatuan, integritas, dan kerendahan hati. Dengan sikap hidup demikian, Jemaat menunjukkan hidup yang tidak beraib dan tidak bernoda. Tidak hanya itu, mereka juga menunjukkan mereka adalah anak-anak Allah yang tidak bercela.

Kedua, bercahaya bagi dunia (ay. 15b-16). Paulus menjelaskan bahwa Jemaat hidup dalam dunia yang mengalami kegelapan. Di ay. 15 dia menyinggung bahwa mereka hidup di tengah angkatan yang bengkok hati dan sesat. Dalam keadaan demikian, sebagai anak-anak Allah tugas mereka ialah bercahaya seperti bintang-bintang. Caranya ialah dengan berpegang pada firman kehidupan (ay. 16a). Banyak penafsir sepakat bahwa dalam bagian ini Paulus sedang menggemakan ajaran “terang dunia” di Matius 5:14-16. Di sana Tuhan Yesus mengaitkan terang dunia dengan cara hidup dan perbuatan yang baik dan memuliakan Bapa. Dengan kata lain, Paulus mengajar bahwa wujud menjadi cahaya bagi dunia ialah dengan berjuang hidup menampilkan nilai-nilai Injil Kristus dalam kehidupan kita. Di sini Paulus sedikit mengulang apa yang telah ia sampaikan dalam 1:27.

Apa yang menarik di sini, Paulus menutup dengan berkata bahwa saat Jemaat memiliki hidup demikian, ia dapat bermegah pada hari Kristus (ay. 16b). Hal ini nampak bertentangan dengan bagian sebelumnya yang mengajar Jemaat untuk hidup rendah hati. Di sini kita perlu memahami bahwa apa yang dibicarakan Paulus di sini bukan pencapaian dirinya tapi dampak hidupnya. Paulus sadar bahwa dirinya tidak punya alasan untuk bermegah; hidupnya penuh dengan kelemahan. Akan tetapi, saat Jemaat mendapat inspirasi darinya untuk hidup berpadanan dengan Injil itu artinya hidupnya berdampak; semua upayanya tidak sia-sia. Dengan kata lain, dia bermegah karena meski hidupnya penuh kelemahan, ternyata Allah masih mengijinkan hidupnya punya nilai bagi orang lain. Itu sebabnya di ay. 17-18 dia mengatakan bahwa sekalipun darahnya tercurah untuk kehidupan Jemaat, ia akan bersukacita.

Berdampak rohani yang baik bagi orang lain itu penting! Hal ini adalah sebuah pengingat yang penting bagi kita di tengah budaya selebritis yang mendorong kita menjadi narsis. Paulus mengingatkan tujuan kita bukan diingat orang, tetapi berdampak positif bagi kehidupan orang lain. Count Zinzendorf, seorang teolog Jerman tahun 1700-an, punya motto hidup yang amat dalam dan relevan: “preach Jesus, die, and be forgotten” (kotbahkan Yesus, mati, dan setelah itu dilupakan).

Kiranya semangat-semangat yang disebut Paulus di atas juga menjadi semangat kita hari ini:
  1. Mengerjakan segala sesuatu dalam semangat kesatuan, integritas, dan kerendahan hati;
  2. Menampilkan hidup yang menghadirkan Injil; dan
  3. Berdampak rohani bagi kehidupan orang lain.
×

Filipi 2 : 12-13

12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,

13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

×

Filipi 2 : 14-15a

14 Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,

15a supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda,

×

Filipi 2 : 15b-16

15b sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,

16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.

×

Filipi 2 : 15

15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,

×

Filipi 2 : 16a

16a sambil berpegang pada firman kehidupan,

×

Matius 5 : 14-16

14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

×

Filipi 1 : 27

27 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,

×

Filipi 2 : 16b

16b agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.

×

Filipi 2 : 17-18

17 Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian.

18 Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku.

  1. Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)? Mengapa?
  2. Bagaimana semangat kesatuan, integritas, dan kerendahan hati memengaruhi cara hidup Anda? Bagaimana hal ini memengaruhi cara Anda menyikapi perbedaan pendapat, misalnya?
  3. Pikirkan satu hal konkrit yang akan Anda lakukan agar hidup Anda menampilkan nilai-nilai Injil!
  4. Mengapa kita semua suka dikenal? Bagaimana budaya selebritis hari ini kian menyuburkan hal itu?
  5. Bagaimana motto kehidupan Count Zinzendorf di atas memengaruhi cara berpikir Anda?

Di dalam Alkitab, kita menemukan banyak tokoh minor dan tanpa nama yang memainkan peran penting dalam kisah Alkitab. Sebut saja seorang hamba yang memberi tahu Naaman tentang Elisa atau perempuan Samaria di Yohanes 4. Siapkah Anda memberi dampak yang baik bagi kehidupan orang lain, meskipun Anda hanya akan dianggap sebagai tokoh minor?

  1. Doakan agar Jemaat GKA Gloria terus berjuang menghidupi nilai-nilai kesatuan, integritas, dan kerendahan hati.
  2. Doakan agar setiap anak-anak Allah menyadari bahwa panggilan utamanya ialah berdampak, bukan dikenal.
Download Ringkasan Khotbah
Download Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah
Tutup Ringkasan Khotbah