Minggu, 7 Mei 2023
“Ah, sungguh pudar emas itu, emas murni itu berubah; batu-batu suci itu terbuang di pojok tiap jalan. Anak-anak Sion yang berharga, yang setimbang dengan emas tua, sungguh mereka dianggap belanga-belanga tanah buatan tangan tukang periuk.” (Rat. 4:1-2)
Bacaan hari ini: Ratapan 4:1-11 | Bacaan setahun: Ratapan 4
Ratapan 4 : 1-11
Sengsara Sion yang dahsyat
1 Ah, sungguh pudar emas itu, emas murni itu berubah; batu-batu suci itu terbuang di pojok tiap jalan.
2 Anak-anak Sion yang berharga, yang setimbang dengan emas tua, sungguh mereka dianggap belanga-belanga tanah buatan tangan tukang periuk.
3 Serigalapun memberikan teteknya dan menyusui anak-anaknya, tetapi puteri bangsaku telah menjadi kejam seperti burung unta di padang pasir.
4 Lidah bayi melekat pada langit-langit karena haus; kanak-kanak meminta roti, tetapi tak seorangpun yang memberi.
5 Yang biasa makan yang sedap-sedap mati bulur di jalan-jalan; yang biasa duduk di atas bantal kirmizi terbaring di timbunan sampah.
6 Kedurjanaan puteri bangsaku melebihi dosa Sodom, yang sekejap mata dibongkar-bangkir tanpa ada tangan yang memukulnya.
7 Pemimpin-pemimpin lebih bersih dari salju dan lebih putih dari susu, tubuh mereka lebih merah dari pada merjan, seperti batu nilam rupa mereka.
8 Sekarang rupa mereka lebih hitam dari pada jelaga, mereka tidak dikenal di jalan-jalan, kulit mereka berkerut pada tulang-tulangnya, mengering seperti kayu.
9 Lebih bahagia mereka yang gugur karena pedang dari pada mereka yang tewas karena lapar, yang merana dan mati sebab tak ada hasil ladang.
10 Dengan tangan sendiri wanita yang lemah lembut memasak kanak-kanak mereka, untuk makanan mereka tatkala runtuh puteri bangsaku.
11 TUHAN melepaskan segenap amarah-Nya, mencurahkan murka-Nya yang menyala-nyala, dan menyalakan api di Sion, yang memakan dasar-dasarnya.
Ratapan 4
Sengsara Sion yang dahsyat
1 Ah, sungguh pudar emas itu, emas murni itu berubah; batu-batu suci itu terbuang di pojok tiap jalan.
2 Anak-anak Sion yang berharga, yang setimbang dengan emas tua, sungguh mereka dianggap belanga-belanga tanah buatan tangan tukang periuk.
3 Serigalapun memberikan teteknya dan menyusui anak-anaknya, tetapi puteri bangsaku telah menjadi kejam seperti burung unta di padang pasir.
4 Lidah bayi melekat pada langit-langit karena haus; kanak-kanak meminta roti, tetapi tak seorangpun yang memberi.
5 Yang biasa makan yang sedap-sedap mati bulur di jalan-jalan; yang biasa duduk di atas bantal kirmizi terbaring di timbunan sampah.
6 Kedurjanaan puteri bangsaku melebihi dosa Sodom, yang sekejap mata dibongkar-bangkir tanpa ada tangan yang memukulnya.
7 Pemimpin-pemimpin lebih bersih dari salju dan lebih putih dari susu, tubuh mereka lebih merah dari pada merjan, seperti batu nilam rupa mereka.
8 Sekarang rupa mereka lebih hitam dari pada jelaga, mereka tidak dikenal di jalan-jalan, kulit mereka berkerut pada tulang-tulangnya, mengering seperti kayu.
9 Lebih bahagia mereka yang gugur karena pedang dari pada mereka yang tewas karena lapar, yang merana dan mati sebab tak ada hasil ladang.
10 Dengan tangan sendiri wanita yang lemah lembut memasak kanak-kanak mereka, untuk makanan mereka tatkala runtuh puteri bangsaku.
11 TUHAN melepaskan segenap amarah-Nya, mencurahkan murka-Nya yang menyala-nyala, dan menyalakan api di Sion, yang memakan dasar-dasarnya.
12 Tidak percaya raja-raja di bumi, pun seluruh penduduk dunia, bahwa lawan dan seteru dapat masuk ke dalam gapura-gapura Yerusalem.
13 Hal itu terjadi oleh sebab dosa nabi-nabinya dan kedurjanaan imam-imamnya yang di tengah-tengahnya mencurahkan darah orang yang tidak bersalah.
14 Mereka terhuyung-huyung seperti orang buta di jalan-jalan, cemar oleh darah, sehingga orang tak dapat menyentuh pakaian mereka.
15 “Singkir! Najis!”, kata orang kepada mereka, “Singkir! Singkir! Jangan sentuh!”; lalu mereka lari dan mengembara, maka berkatalah bangsa-bangsa: “Mereka tak boleh tinggal lebih lama di sini.”
16 TUHAN sendiri mencerai-beraikan mereka, tak mau lagi Ia memandang mereka. Para imam tidak mereka hormati, dan orang-orang tua tidak mereka kasihani.
17 Selalu mata kami merindukan pertolongan, tetapi sia-sia; dari menara penjagaan kami menanti-nantikan suatu bangsa yang tak dapat menolong.
18 Mereka mengintai langkah-langkah kami, sehingga kami tak dapat berjalan di lapangan-lapangan kami; akhir hidup kami mendekat, hari-hari kami sudah genap, ya, akhir hidup kami sudah tiba.
19 Pengejar-pengejar kami lebih cepat dari pada burung rajawali di angkasa mereka memburu kami di atas gunung-gunung, menghadang kami di padang gurun.
20 Orang yang diurapi TUHAN, nafas hidup kami, tertangkap dalam pelubang mereka, dia yang kami sangka: “Dalam naungannya kami akan hidup di antara bangsa-bangsa.”
21 Bergembira dan bersukacitalah, hai puteri Edom, engkau yang mendiami tanah Us, juga kepadamu piala akan sampai, engkau akan jadi mabuk lalu menelanjangi dirimu!
22 Telah hapus kesalahanmu, puteri Sion, tak akan lagi TUHAN membawa engkau ke dalam pembuangan, tetapi kesalahanmu, puteri Edom, akan dibalas-Nya, dan dosa-dosamu akan disingkapkan-Nya.
Di mata Allah, umat-Nya bagai emas dan batu yang sangat berharga, tetapi sekarang mereka hanya seperti bejana tanah liat murahan. Orang-orang yang terbiasa hidup penuh kemewahan, sekarang ini makan pun tidak bisa, bahkan sedang mati kelaparan. Alkitab mengatakan: “Yang biasa makan yang sedap-sedap, mati bulur di jalan-jalan, yang biasa duduk di atas bantal kirmizi, terbaring di timbunan sampah” (ay. 5). Orang-orang muda yang seharusnya penuh energi dan sehat melakukan banyak hal, namun saat ini yang terjadi adalah mereka seperti mayat berjalan dan mati adalah pilihan terbaik. Bahkan anak-anak sangat menderita karena perbuatan dosa atau kejahatan orang tua mereka (ay. 4, 10). Tuhan tidak bisa berkompromi dengan dosa, Tuhan harus menghukum umat-Nya yang tidak menyembah dan memuliakan Allah selama hidup mereka, sekalipun hati Tuhan sangat sedih ketika Dia melakukan penghukuman-Nya.
Saudaraku, firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa hidup yang Tuhan berikan semata-mata adalah anugerah terindah dari Tuhan. Menjadi Kristen, hidup sebagai orang Kristen, adalah langkah bijaksana. Sebagai anak-anak Tuhan yang bijaksana, kita selalu menyertakan Allah dalam tiap perkara yang kita lakukan. Kita akan lebih tertarik kepada kebenaran dan melakukan kehendak Allah, sesuai dengan firman-Nya. Ingat, tujuan hidup kita adalah untuk mempermuliakan Allah dan menikmati-Nya selamanya. Tujuan keselamatan kita bukan sekadar melepaskan diri dari cengkeraman Iblis, tetapi supaya kita dapat memakai hidup kita untuk sungguh-sungguh menyembah Allah dan hidup bagi kemuliaan Allah. Apabila kita gagal untuk memahami hal ini maka untuk seterusnya penekanan kita akan selalu keliru. Oleh karena hakikat dosa adalah kegagalan untuk mempermuliakan Allah melalui seluruh hidup dan kepunyaan kita, dan setiap orang yang hidupnya tidak mempermuliakan Allah bersalah karena melakukan dosa yang terburuk. Mari kita selalu menyembah, menghormati dan memuliakan Tuhan selama kita hidup, dengan demikian Tuhan pasti akan menyertai dan memberkati kita dan seluruh keluarga kita.
STUDI PRIBADI: Apa dampak perbuatan dosa yang dilakukan umat Tuhan? Apakah tujuan hidup dan keselamatan kita? Bagaimana respons kita atas anugerah yang Tuhan berikan?
Pokok Doa: Doakanlah agar setiap jemaat Tuhan hidup dalam kebenaran dan memuliakan Tuhan dalam kehiduapn mereka.
Ratapan 4 : 4
4 Lidah bayi melekat pada langit-langit karena haus; kanak-kanak meminta roti, tetapi tak seorangpun yang memberi.
Ratapan 4 : 10
10 Dengan tangan sendiri wanita yang lemah lembut memasak kanak-kanak mereka, untuk makanan mereka tatkala runtuh puteri bangsaku.