RINGKASAN KHOTBAH
23 APRIL 2023
Bahan Pertemuan Kelompok Kecil
Filipi 2 : 5-11
5Â Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6Â yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7Â melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8Â Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9Â Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10Â supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11Â dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Penulis Perjanjian Baru beberapa kali mengutip pujian gereja awal dalam tulisan mereka. Hal ini bisa kita temukan misalnya dalam Kol. 1:15-20; Yoh. 1:1-18; 1Tim. 3:16; Ef. 1:3-14, dsb. Perikop yang kita baca hari ini ternyata juga dipercaya para penafsir Alkitab sebagai salah satu pujian yang dikutip Paulus. Pujian ini sendiri terdiri atas dua bagian utama, yang menjelaskan dua hal penting pada kita.
Pertama, Kristus merendahkan diri secara total (ay. 6-8). Paulus menulis Kristus ada dalam rupa Allah. Maksudnya, Ia memiliki status, hak, dan kehormatan sebagai Allah. Meski demikian, Ia tidak menganggap hal itu sebagai hal yang harus dipertahankan mati-matian. Michael Bird dan Nijay Gupta menjelaskan bahwa kata ‘mempertahankan’ (Yun. Harpagmos) menggambarkan situasi ketika seseorang dirampok. Tentu saja, seseorang yang dirampok akan sekuat tenaga mempertahankan apa yang menjadi miliknya. Tetapi tidak demikian dengan Kristus, Ia justru secara sukarela melepaskan apa yang menjadi milik-Nya.
Hal ini dibuktikan saat Ia mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba (ay. 7). Pengosongan diri ini tidak berarti bahwa Kristus kehilangan keallahan-Nya saat ada di bumi; Ia tetap Allah saat di bumi. Tak heran Kristus bisa melakukan mujizat, mengetahui isi hati orang, membangkitkan orang mati, dsb. Apa yang dimaksud ialah bahwa Kristus, yang adalah Allah, merendahkan diri menjadi manusia; bahkan ia menjadi manusia dengan status sosial yang rendah. Tidak hanya itu, ketika menjadi manusia, Ia hidup dalam kerendahan hati dan ketaatan kepada Bapa. Kristus tidak pernah menggunakan keallahan-Nya untuk mendapat keuntungan atau mengintimidasi. Ini bertolak belakang dengan Jemaat Filipi: bila Kristus mengosongkan diri (kenoo), jemaat justru mencari puji-pujian kosong (kenodoxia).
Kedua, Kristus sangat ditinggikan oleh Bapa (ay. 9-11). Paulus mencatat bahwa kerendahan hati dan ketaatan Kristus membuat Allah sangat meninggikan Dia. Kristus bukan sekadar ditinggikan, tetapi Ia sangat ditinggikan (Yun. huperupsoo, super exaltation). Tidak hanya itu, Allah juga mengaruniakan kepada-Nya nama/gelar di atas segala nama/gelar. Para penafsir setuju bahwa hal ini nampaknya merujuk pada gelar Yesus sebagai Tuhan! Ini tidak berarti Yesus baru menjadi Tuhan karena dianugerahi oleh Bapa: di ay. 6 Dia adalah Allah. Ini bicara soal pemulihan status dan kehormatan Kristus (vindication) yang adalah YHWH. Karena Yesus adalah YHWH, maka segala makhluk di di manapun harus tunduk memberi hormat dan setiap lidah mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah, Bapa.
Lantas untuk apa Paulus mengutip pujian ini dalam bagian ini? Paulus mengutip pujian ini karena pujian ini berisi materi yang relevan dengan pergumulan Jemaat Filipi. Sebelumnya, kita mempelajari bahwa dalam Jemaat Filipi ada konflik yang terjadi karena kesombongan. Mengatasi hal tersebut, Paulus menasihatkan agar mereka belajar merendahkan hati dengan cara melihat orang lain dan kepentingan mereka lebih utama. Dengan pola pikir demikian, mereka akan ditolong untuk memperlakukan sesama dengan baik, bahkan tidak berkutat pada kepentingan sendiri. Beberapa orang mungkin akan meresponi: bagaimana bisa kita bersikap seperti demikian? Itu terlalu sulit.
Paulus mengutip himne ini agar Jemaat belajar pada Kristus, sebab Kristus sudah melakukan hal itu (ay. 5). Tapi bagaimana bisa kita melakukan seperti Kristus? Kristus sebenarnya memberikan kunci penting kerendahan hati, yakni orientasi total pada Bapa. Salah satu sebab kesombongan ialah pikiran kita yang terus berorientasi pada penilaian orang lain. Kristus menyadari bahwa yang penting bukan penilaian orang lain, tetapi perkenanan dari Bapa; itu sebabnya penilaian orang tidak mengendalikan Dia. Makin kita berfokus pada penilaian manusia, makin kita sulit memperhatikan penilaian Allah. Sebaliknya, makin kita berfokus pada pujian Allah, makin kita tidak dikendalikan oleh pujian dan penilaian manusia. Di tengah jaman yang tergila-gila dengan kehormatan ini, teladan Kristus perlu kita renungkan kembali: apa yang kita cari bukanlah pujian-pujian kosong dari manusia, melainkan perkenanan dari Allah Bapa.
Kolose 1 : 15-20
15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,
16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
18 Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
19 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,
20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Yohanes 1 : 1-18
Firman yang telah menjadi manusia
1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."
16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
1 Timotius 3 : 16
16 Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
Efesus 1 : 3-14
Kekayaan orang-orang yang terpilih
3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,
6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.
9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus
10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.
11 Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya--
12 supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.
13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Filipi 2 : 6-8
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Filipi 2 : 7
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Filipi 2 : 9-11
9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Filipi 2 : 6
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan
Filipi 2 : 5
5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus
- Bagikan pada anggota yang lain apa hal yang paling membekas bagi Anda dari kotbah hari Minggu kemarin (Ilustrasi? Poin kotbah? Suasana hati Anda? Dsb)? Mengapa?
- Terlalu berfokus pada penilaian orang bisa membuat kita menjadi sombong. Apakah Anda punya pengalaman untuk dibagikan?
- Budaya hari ini sebenarnya mendorong kita untuk menjadi orang yang sombong. Apakah Anda bisa melihat fenomena ini di sekeliling Anda?
- Selain pengosongan diri-Nya, apakah Anda bisa menemukan contoh lain kerendahan hati Kristus ketika Ia ada di dunia? Bagaimana sikap Kristus itu menolong Anda untuk bisa rendah hati seperti Dia?
- Apa kaitan antara menghamba dan kemuliaan dalam kisah Kristus? Bagaimana secara praktis hal ini menolong cara hidup Anda?
- Doakan agar setiap anak-anak Allah terus berfokus pada penilaian Allah dan tidak sibuk dengan penilaian orang lain.
- Doakan agar Jemaat GKA Gloria terus berjuang hidup menghamba seperti Kristus.