Jumat, 17 Maret 2023
“Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya.” (Yesaya 39:2b)
Bacaan hari ini: Yesaya 39:1-8 | Bacaan setahun: Yesaya 39
Yesaya 39 : 1-8
Hizkia dan para utusan dari Babel
1 Pada waktu itu Merodakh-Baladan bin Baladan, raja Babel, menyuruh orang membawa surat dan pemberian kepada Hizkia, sebab telah didengarnya bahwa Hizkia sakit tadinya dan sudah kuat kembali.
2 Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, segenap gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya. Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya.
3 Kemudian datanglah nabi Yesaya kepada raja Hizkia dan bertanya kepadanya: “Apakah yang telah dikatakan orang-orang ini? Dan dari manakah mereka datang?” Jawab Hizkia: “Mereka datang dari negeri yang jauh, dari Babel!”
4 Lalu tanyanya lagi: “Apakah yang telah dilihat mereka di istanamu?” Jawab Hizkia: “Semua yang ada di istanaku telah mereka lihat. Tidak ada barang yang tidak kuperlihatkan kepada mereka di perbendaharaanku.”
5 Lalu Yesaya berkata kepada Hizkia: “Dengarkanlah firman TUHAN semesta alam!
6 Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN.
7 Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.”
8 Hizkia menjawab kepada Yesaya: “Sungguh baik firman TUHAN yang engkau ucapkan itu!” Tetapi pikirnya: “Asal ada damai dan keamanan seumur hidupku!”
Sebuah pertanyaan, “Apa hal yang paling kita banggakan di dunia ini?” Mungkin ada beberapa jawaban: bangga dengan keluarga, prestasi atau kepintaran, pencapaian pribadi, dan lainnya. Namun, kita bisa temukan jawaban yang bertolak belakang dari pertanyaan di atas, yaitu: “Tidak ada hal yang bisa kita banggakan. Semua yang ada di dunia ini bersifat fana dan akan berlalu.” Pertanyaan dan jawaban yang bertolak belakang inilah, bisa disematkan kepada raja Hizkia.
Dalam Yesaya 38:1-22 dicatat Hizkia sakit, Allah lalu menyembuhkan dan memperpanjang hidupnya 15 tahun. Selanjutnya, Yesaya 39 mencatat, Hizkia bersukacita atas kedatangan utusan raja Babel (ay. 2a). Bukannya menceritakan pertolongan Tuhan atasnya, Hizkia pamer segala yang ada di istana dan di seluruh daerah kekuasaanya (ay. 2b). Bahkan, mengaku kepada nabi Yesaya bahwa “tidak ada barang yang tidak kuperlihatkan kepada mereka di perbendaharaanku” (ay. 4). Kegagalan Hizkia adalah dosa kesombongan, seolah-olah karena dirinyalah sumber kekayaan dan kesuksesan. Terlebih, ia sombong di depan orang Babel, bangsa asing. Sikap angkuh Hizkia ini mendatangkan nubuatan atas kejatuhan Yehuda, sehingga seluruh perbendaharaannya akan diserahkan kepada Babel (ay. 6). Hizkia menjawab nabi Yesaya, “asal ada damai dan keamanan seumur hidupku!” Hizkia terus bertahan dalam keangkuhannya, tidak menunjukkan rasa hormat serta tunduk pada teguran firman Allah (ay. 8).
Perasaan bangga akan sesuatu tidak salah, namun kita patut berhati-hati karena kebanggaan akan menjadi dosa kesombongan apabila tidak disertai sikap takut akan Allah. Kita perlu sadar bahwa semua yang kita miliki adalah berkat dan anugerah Tuhan. Kita hanyalah penatalayan yang dipercayakan untuk mengelola. Apapun kepunyaan kita, baik itu keluarga, materi, kepandaian, kesehatan; semuanya titipan Tuhan. Kita kembalikan segala kepunyaan kita untuk pujian dan hormat bagi Allah. Tetaplah rendah hati, hiduplah berbagi dengan sesama yang membutuhkan, dan layanilah Tuhan dengan setiap karunia yang dipercayakan kepada kita.
STUDI PRIBADI: Jelaskan, “kebanggaan” seperti apa yang bisa membuat seseorang jatuh dalam dosa? Bagaimana kita menyadari kehidupan penatalayan yang disukai Allah?
Pokok Doa: Berdoalah bagi anak-anak Tuhan yang mengelola usaha/bisnis, supaya tetap diberi hikmat dan kerendahan hati di tengah tantangan dunia yang ada.
Yesaya 38 : 1-22
Hizkia sakit dan disembuhkan
1 Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi."
2 Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN.
3 Ia berkata: "Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.
4 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya:
5 "Pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi,
6 dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini.
7 Inilah yang akan menjadi tanda bagimu dari TUHAN, bahwa TUHAN akan melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya:
8 Sesungguhnya, bayang-bayang pada penunjuk matahari buatan Ahas akan Kubuat mundur ke belakang sepuluh tapak yang telah dijalaninya." Maka pada penunjuk matahari itu mataharipun mundurlah ke belakang sepuluh tapak dari jarak yang telah dijalaninya.
9 Karangan Hizkia, raja Yehuda, sesudah ia sakit dan sembuh dari penyakitnya:
10 Aku ini berkata: Dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu gerbang dunia orang mati aku dipanggil untuk selebihnya dari hidupku.
11 Aku berkata: aku tidak akan melihat TUHAN lagi di negeri orang-orang yang hidup; aku tidak akan melihat seorangpun lagi di antara penduduk dunia.
12 Pondok kediamanku dibongkar dan dibuka seperti kemah gembala; seperti tukang tenun menggulung tenunannya aku mengakhiri hidupku; TUHAN memutus nyawaku dari benang hidup. Dari siang sampai malam Engkau membiarkan aku begitu saja,
13 aku berteriak minta tolong sampai pagi; seperti singa demikianlah TUHAN menghancurkan segala tulang-tulangku; dari siang sampai malam Engkau membiarkan aku begitu saja.
14 Seperti burung layang-layang demikianlah aku menciap-ciap, suaraku redup seperti suara merpati. Mataku habis menengadah ke atas, ya Tuhan, pemerasan terjadi kepadaku; jadilah jaminan bagiku!
15 Apakah yang akan kukatakan dan kuucapkan kepada TUHAN; bukankah Dia yang telah melakukannya? Aku sama sekali tidak dapat tidur karena pahit pedihnya perasaanku.
16 Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh!
17 Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.
18 Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu.
19 Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.
20 TUHAN telah datang menyelamatkan aku! Kami hendak main kecapi, seumur hidup kami di rumah TUHAN.
21 Kemudian berkatalah Yesaya: "Baiklah diambil sebuah kue ara dan ditaruh pada barah itu, supaya sembuh!"
22 Sebelum itu Hizkia telah berkata: "Apakah yang akan menjadi tanda, bahwa aku akan pergi ke rumah TUHAN?"
Yesaya 39 : 2a
2a Hizkia bersukacita atas kedatangan mereka, lalu diperlihatkannyalah kepada mereka gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, segenap gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya.
Yesaya 39 : 2b
2b Tidak ada barang yang tidak diperlihatkan Hizkia kepada mereka di istananya dan di seluruh daerah kekuasaannya.
Yesaya 39 : 4
4 Lalu tanyanya lagi: "Apakah yang telah dilihat mereka di istanamu?" Jawab Hizkia: "Semua yang ada di istanaku telah mereka lihat. Tidak ada barang yang tidak kuperlihatkan kepada mereka di perbendaharaanku."
Yesaya 39 : 6
6 Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN.
Yesaya 39 : 8
8 Hizkia menjawab kepada Yesaya: "Sungguh baik firman TUHAN yang engkau ucapkan itu!" Tetapi pikirnya: "Asal ada damai dan keamanan seumur hidupku!"