26 Februari 2023

Dalam bagian sebelumnya (1:3-8), kita melihat bahwa ada dua alasan Paulus bersyukur karena Jemaat Filipi. Alasan pertama, Paulus bersyukur karena Jemaat Filipi memiliki persekutuan dalam berita lnjil. lni menandakan bahwa Jemaat Filipi sudah memiliki ke­sadaran bahwa berita lnjil adalah sesuatu yang penting. Alasan kedua, Paulus bersyukur karena karya keselamatan Allah yang menjadikan mereka ciptaan baru.

Sesudah menaikkan syukurnya itu, kini Paulus menaikkan doanya bagi Jemaat Filipi. Bagian yang kita baca ini mencatat ada dua hal utama yang menjadi doa Paulus bagi Jemaat Filipi. Pertama, Paulus berdoa agar mereka bertumbuh dalam kasih dan kebenaran (ay. 9). Paulus tidak memperjelas kasih seperti apa atau kepada siapa yang dia maksud. Seorang penafsir, Donald A. Carson, berpendapat Paulus memang membuat kalimat ter­buka karena dia ingin berbicara global. Paulus ingin kasih Jemaat kepada Allah dan kasih mereka satu sama lain semakin melimpah. Dia menyadari bahwa dua bentuk kasih ini tidak bisa dipisahkan. Kasih kepada Allah harus terwujud dalam kasih pada sesama; dan kasih pada sesama hanya bisa bertahan bila dilandasi kasih pada Allah. Namun, bukan hanya itu, Paulus ingin kasih mereka melimpah dalam pengetahuan dan kebenaran. Pengetahuan di sini bukan bicara soal pengetahuan umum atau ilmu pengetahuan, melainkan bicara soal mengenal apa yang menjadi kehendak Allah. Paulus menyadari bahwa kasih harus berjalan bersama dengan hikmat dan kebenaran. Pengetahuan tanpa kasih akan membuat kita menjadi judgmental; sementara kasih tanpa pengetahuan akan membuat kita mudah tersesat dan tertipu.

Pentingnya Jemaat bertumbuh dalam kasih dan pengetahuan makin ditegaskan dalam pokok kedua yang Paulus doakan. Kedua, Paulus berdoa agar mereka semakin disempurnakan bagi Allah (ay. 10-11). ‘Disempurnakan’ ini dijelaskan Paulus dalam tiga bentuk. Pertama, mereka bisa memilih apa yang baik. Kata Yunani ‘baik’ (diaferonta) berkaitan dengan kemampuan menilai bahwa yang satu lebih superior dari yang lain. Dalam kehidupan mereka, Jemaat pasti akan diperhadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit. Paulus ingin mereka bertumbuh dalam kasih dan hikmat agar mereka bisa melihat mana yang penting. Kedua, mereka suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus. Dengan memilih apa yang baik, Paulus berdoa agar mereka menjadi suci dan tak bercacat; maksudnya tanpa masalah moral dan kerusakan rohani. Dengan kata lain, mampu menjaga hidup mereka bagi Allah. Ketiga, penuh dengan buah kebenaran. Mampu memilih yang baik, bukan hanya menolong kita menjaga hidup. Lebih jauh, hal itu menolong kita hidup dan menghasilkan buah kebenaran yang memuliakan Allah.

Nasihat Paulus ini sangat relevan bagi kita di zaman ini. Zaman ini terus mendorong kita hidup sekehendak hati kita. Tetapi, kita harus ingat bahwa tujuan yang kita kejar bukanlah pemuasan diri melainkan disempurnakan bagi kedatangan Allah; dan itu semua dimulai dari sebuah komunitas yang berjuang untuk bertumbuh dalam kasih dan kebenaran. Karena itulah, kita perlu mendoakan hal ini dan berjuang keras menghidupinya dalam komunitas kita.