Sabtu, 18 Februari 2023
“Apakah itu yang membubung dari padang gurun seperti gumpalan-gumpalan asap... dan bau segala macam serbuk wangi dari pedagang? Lihat, itulah joli Salomo, dikelilingi oleh enam puluh pahlawan dari antara pahlawan-pahlawan Israel.” (3:6-7)
Bacaan hari ini: Kidung Agung 3:6-11 | Bacaan setahun: Kidung Agun 3-4
Kidung Agung 3 : 6-11
Iring-iringan mempelai
6 Apakah itu yang membubung dari padang gurun seperti gumpalan-gumpalan asap tersaput dengan harum mur dan kemenyan dan bau segala macam serbuk wangi dari pedagang?
7 Lihat, itulah joli Salomo, dikelilingi oleh enam puluh pahlawan dari antara pahlawan-pahlawan Israel.
8 Semua membawa pedang, terlatih dalam perang, masing-masing dengan pedang pada pinggang karena kedahsyatan malam.
9 Raja Salomo membuat bagi dirinya suatu tandu dari kayu Libanon.
10 Tiang-tiangnya dibuatnya dari perak, sandarannya dari emas, tempat duduknya berwarna ungu, bagian dalamnya dihiasi dengan kayu arang. Hai puteri-puteri Yerusalem,
11 puteri-puteri Sion, keluarlah dan tengoklah raja Salomo dengan mahkota yang dikenakan kepadanya oleh ibunya pada hari pernikahannya, pada hari kesukaan hatinya.
Kidung Agung 4
Mempelai laki-laki memuji mempelai perempuan
1 Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead.
2 Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada.
3 Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu. Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu.
4 Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya.
5 Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung.
6 Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, aku ingin pergi ke gunung mur dan ke bukit kemenyan.
7 Engkau cantik sekali, manisku, tak ada cacat cela padamu.
8 Turunlah kepadaku dari gunung Libanon, pengantinku, datanglah kepadaku dari gunung Libanon, turunlah dari puncak Amana, dari puncak Senir dan Hermon, dari liang-liang singa, dari pegunungan tempat macan tutul!
9 Engkau mendebarkan hatiku, dinda, pengantinku, engkau mendebarkan hati dengan satu kejapan mata, dengan seuntai kalung dari perhiasan lehermu.
10 Betapa nikmat kasihmu, dinda, pengantinku! Jauh lebih nikmat cintamu dari pada anggur, dan lebih harum bau minyakmu dari pada segala macam rempah.
11 Bibirmu meneteskan madu murni, pengantinku, madu dan susu ada di bawah lidahmu, dan bau pakaianmu seperti bau gunung Libanon.
12 Dinda, pengantinku, kebun tertutup engkau, kebun tertutup dan mata air termeterai.
13 Tunas-tunasmu merupakan kebun pohon-pohon delima dengan buah-buahnya yang lezat, bunga pacar dan narwastu,
14 narwastu dan kunyit, tebu dan kayu manis dengan segala macam pohon kemenyan, mur dan gaharu, beserta pelbagai rempah yang terpilih.
15 O, mata air di kebun, sumber air hidup, yang mengalir dari gunung Libanon!
Kedua mempelai saling menyapa
16 –Bangunlah, hai angin utara, dan marilah, hai angin selatan, bertiuplah dalam kebunku, supaya semerbaklah bau rempah-rempahnya! Semoga kekasihku datang ke kebunnya dan makan buah-buahnya yang lezat.
Pada masa kini, kita jumpai berbagai tata cara orang menikah sesuai adat istiadat budayanya masing-masing daerah. Semua itu adalah gambaran keindahan dan keseriusan pernikahan yang mengikat dua pribadi dalam institusi pernikahan. Pada daerah tertentu, pernikahan bisa berlangsung beberapa hari. Namun tentu yang menjadi penekanan bukan pada seberapa mahal atau rumitnya adat tersebut, melainkan bagaimana sebuah pernikahan itu menjadi sebuah langkah awal untuk membangun sebuah kehidupan rumah tangga yang penuh dengan keindahan kasih dan keteguhan janji pernikahan hingga maut memisahkan.
Perikop yang kita baca ini bicara tentang persiapan raja Salomo untuk menemui sang pujaan hati. Ia duduk di atas tempat duduk dengan diiringi 60 (enam puluh) orang yang gagah perkasa untuk membawanya menemui pujaan hati. Demikian indah dan serius seluruh persiapan pernikahan ini, menjadi sebuah gambaran keseriusan serta keindahan relasi dua pihak yang hendak mengikat janji. Pernikahan adalah sangat sakral dan patut dirayakan dengan penuh sukacita. Sakral karena dalam pernikahan, Allah mempersatukan dua manusia yang beda jenis kelamin dalam satu ikatan kasih dan dalam berkat Tuhan di dalamnya. Setelah upacara pemberkatan nikah, tidak jarang dilanjut resepsi. Dalam kedua acara itu, kedua mempelai mengungkapkan keindahan dan sukacita mereka. Perayaan merefleksikan akan kasih Tuhan yang dinyatakan dalam kasih di antara keduanya.
Kita belajar keindahan pernikahan tidak berhenti hanya pada upacara saja. Keindahan itu dinikmati ketika dua mempelai bertemu dalam sebuah upacara dan pesta pernikahan, dan keindahan itu akan terus dirayakan dan dinikmati dalam satu relasi yang penuh kasih dan pengampunan sepanjang hidup mereka berdua. Bagaimana kita melakukannya? Ketika kasih kita didasarkan pada kasih Tuhan dan dengan kesadaran bahwa pernikahan adalah janji mereka di hadapan Tuhan yang mempersatukan mereka. Oleh sebab itu, kedua insan yang telah dipersatukan, sangat perlu melibatkan Tuhan untuk menjaga keharmonisan pernikahan mereka.
STUDI PRIBADI: Bagaimanakah kita dapat terus menikmati keindahan relasi keluarga yang penuh dengan kasih Tuhan dalam keluarga kita masing-masing?
Pokok Doa: Berdoa bagi gereja Tuhan, supaya lebih mempersiapkan setiap pasangan yang berencana membentuk keluarga. Bagi generasi muda agar memiliki cara pandang dan kesadaran yang benar tentang arti pernikahan.