Kamis, 24 November 2022
“Sebab Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, bahkan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; maka aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.” (Mazmur 56:14)
Bacaan hari ini: Mazmur 56:1-14 | Bacaan setahun: Mazmur 56-57
Mazmur 56 : 1-14
Kepercayaan kepada Allah dalam kesusahan
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh. Miktam dari Daud, ketika orang Filistin menangkap dia di Gat. (56-2) Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku!
2 (56-3) Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan sombong.
3 (56-4) Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;
4 (56-5) kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
5 (56-6) Sepanjang hari mereka mengacaukan perkaraku; mereka senantiasa bermaksud jahat terhadap aku.
6 (56-7) Mereka mau menyerbu, mereka mengintip, mengamat-amati langkahku, seperti orang-orang yang ingin mencabut nyawaku.
7 (56-8) Apakah mereka dapat luput dengan kejahatan mereka? Runtuhkanlah bangsa-bangsa dengan murka-Mu, ya Allah!
8 (56-9) Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?
9 (56-10) Maka musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku.
10 (56-11) Kepada Allah, firman-Nya kupuji, kepada TUHAN, firman-Nya kupuji,
11 (56-12) kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
12 (56-13) Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kulaksanakan, dan korban syukur akan kubayar kepada-Mu.
13 (56-14) Sebab Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, bahkan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; maka aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.
Mazmur 57
Diburu musuh, tetapi ditolong Allah
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam Dari Daud, ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua. (57-2) Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu.
2 (57-3) Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang menyelesaikannya bagiku.
3 (57-4) Kiranya Ia mengirim utusan dari sorga dan menyelamatkan aku, mencela orang-orang yang menginjak-injak aku. Sela Kiranya Allah mengirim kasih setia dan kebenaran-Nya.
4 (57-5) Aku terbaring di tengah-tengah singa yang suka menerkam anak-anak manusia, yang giginya laksana tombak dan panah, dan lidahnya laksana pedang tajam.
5 (57-6) Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!
6 (57-7) Mereka memasang jaring terhadap langkah-langkahku, ditundukkannya jiwaku, mereka menggali lobang di depanku, tetapi mereka sendiri jatuh ke dalamnya. Sela
7 (57-8) Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur.
8 (57-9) Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!
9 (57-10) Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;
10 (57-11) sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.
11 (57-12) Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!
Pernahkah Anda tertekan dalam hidup? Semua jalan nampak gelap sirna dan ancaman datang dari setiap penjuru? Kita berharap akan kehadiran dan dukungan, tapi malah seteru yang makin mendekat. Dengan latar belakang inilah, Daud menulis mazmur hari ini. Daud sedang lari dari kejaran Saul yang ingin menangkapnya dan membunuhnya. Saul bahkan tega membantai mereka yang menolongnya, termasuk para imam dan penduduk kota Nob yang baru saja menolong Daud (1Sam. 22:18-19). Tekanan semakin mengerikan, karena dalam perjalanan pelariannya Daud memasuki kota Gat – kota asal Goliat – pahlawan Filistin yang dibunuhnya!
Pada bacaan ini, Daud dalam kondisi frustrasi dan terpojok. Berulang kali dia mengeluh kepada Tuhan akan kengerian musuh-musuhnya (ay. 2- 3, 6-7). Tetapi kita lihat, alih-alih berputus asa, Daud justru mengarahkan pandangannya ke arah yang tepat! Daud mengarahkan pengharapannya kepada TUHAN Allah dan Firman-Nya (ay. 4-5, 11-12).
Daud percaya kepada TUHAN dan kuasa-Nya. Dia percaya bahwa dalam perlindungan TUHAN, tidak ada yang manusia dapat lakukan untuk menyakitinya. Dua kali Daud menulis, “Kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” Daud juga percaya, bahwa TUHAN Allah yang Mahakuasa juga peduli kesulitan umat- Nya. Di ayat 8, dengan puitis Daud menulis, “Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?”
Daud memiliki iman yang hebat karena bergaul akrab dengan TUHAN Allah dan kebenaran Firman-Nya! Dalam anugerah terang Roh Kudus, kita tahu bahwa Firman TUHAN adalah sumber kekuatan kita. Dalam Firman TUHAN, kita mendapati janji-janji pemeliharaan-Nya. Dalam Firman TUHAN, kita juga mengenal kasih-Nya yang tak berkesudahan. Dalam terang Firman TUHAN, kita berjalan tenang diterangi cahaya kehidupan! (ay. 14). Apakah kegelapan sedang melingkupi dan menggelisahkan hidupmu? Maju dan berjalanlah bersama cahaya terang dari TUHAN Allah!
STUDI PRIBADI: Apakah Anda pernah merasa terjebak dalam kegelapan hidup? Sudahkah Anda hidup dalam terang Firman-Nya?
Pokok Doa: Berdoalah agar TUHAN Allah menolong kita untuk dapat hidup akrab bergaul bersama cahaya terang Firman-Nya.