Ibadah Yang Sejati

Minggu, 20 November 2022

“Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; Siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.” (Mazmur 50:23)

Bacaan hari ini: Mazmur 50:1-23 | Bacaan setahun: Mazmur 49-50

Asaf adalah keturunan suku Lewi yang juga ahli dalam hal bermusik. Sejak awal, kehidupan Asaf nampaknya sangat terkait erat dengan pelayanan di Bait Allah. Pada bagian awal mazmur ini, Asaf mulai menggambarkan bahwa Allah adalah penguasa seluruh alam semesta. Segala sesuatu bersumber dari Allah; Ia tidak butuh apapun, semua yang umat-Nya miliki berasal dari Allah sendiri. Allah juga digambarkan sebagai Hakim yang adil, yang akan mengadili semua orang, termasuk umat-Nya.

Para nabi Perjanjian Lama berulang kali menegur dan mengingatkan orang Israel karena sikap mereka yang keliru terhadap ibadah. Kini dalam Mazmur 50:17-20, Allah menentang mereka karena membawa berbagai persembahan untuk Allah, tetapi kehidupan mereka sesungguhnya tidak berkenan di hadapan Allah. Mereka lebih mementingkan korban bakaran daripada hati yang murni untuk Allah, seakan-akan Allah membutuhkan semua korban persembahan yang mereka berikan. Sangatlah keliru! Allah tidak pernah bergantung pada persembahan umat-Nya, karena semua adalah milik-Nya. Hal ini seharusnya mengingatkan setiap umat Allah, bahwa sesungguhnya yang Allah kehendaki sebagai ibadah yang sejati adalah hati penuh syukur yang dipersembahkan kepada Allah, dan yang terwujud nyata melalui tindakan hidup sehari-hari. Penting bagi Allah untuk tegas terhadap umat-Nya, agar kehidupan mereka selaras dengan ibadah yang sesungguhnya. Pemazmur menulis, “Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan dari Allah akan Ku perlihatan kepadanya” (ayat 23).

Melalui Firman Tuhan ini, kita diingatkan arti ibadah yang sejati. Ibadah sejati tidak hanya berakhir dengan korban persembahan dari harta yang dimiliki. Tidak pula hanya terjadi pada hari Minggu saja. Ibadah yang sejati seharusnya terus berlanjut dalam kehidupan setiap hari umat-Nya, melalui hidup yang penuh ucapan syukur karena telah mengalami kebaikan Tuhan. Ibadah yang sejati juga harus dinyatakan melalui perubahan hidup yang mempermuliakan Tuhan.

STUDI PRIBADI: Sebagai orang percaya, bagaimana Anda merefleksikan Firman Tuhan ini? Bersediakah Anda memakai hidup sebagai korban syukur bagi Tuhan, ibadah yang sejati?

Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar dimampukan dan ditolong oleh Tuhan untuk menyadari bahwa kehidupan mereka setiap hari adalah ibadah kepada Allah. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *