Pembaharuan Dari Kesalahan

Rabu, 9 November 2022

“Dosaku kuberitahukan kepada-Mu, dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: ‘Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggara-pelanggaranku,’ dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.” (Mazmur 32:5)

Bacaan hari ini: Mazmur 32:1-11 | Bacaan setahun: Mazmur 32

Paul David Tripp beranggapan bahwa sulitnya manusia mengalami pembaharuan disebabkan karena kebutaan Injil dalam hidupnya. Kebutaan ini disebabkan oleh kebutaan identitas sebagai anak Allah, kebutaan dalam melihat pemeliharaan Allah, dan kebutaan melihat proses yang Allah berikan untuk membaharui hidup kita. Oleh karena itu, mereka memerlukan Injil Kristus agar hidupnya dapat dibaharui.

Dalam bagian ini kita merenungkan beberapa hal. Pertama, bahwa pembaharuan selalu dimulai dari anugerah Injil yang berasal dari Allah. Ayat 1 menyatakan: Allah mengampuni dosa dan pelanggaran manusia, kemudian pemazmur menjabarkan bahwa dosa manusia ditutupi seperti ketelanjangan ditutupi agar tidak membuat manusia malu akan dosanya. Ayat 2 menyatakan: Allah tidak memperhitungkan kesalahan kita. Inilah karakter kasih Allah yang dinyatakan terlebih dahulu dalam hidup manusia. Keadaan manusia berdosa digambarkan seperti tulang yang menjadi lesu dan sumsum yang menjadi kering; satu gambaran kondisi tubuh yang rusak dan menuju kematian. Anugerah Allah tidak berhenti pada pengampunan dosa, tetapi juga pada perlindungan Allah bagi manusia. Ayat 7, pemazmur berkata: Allah menaungi dan menjadi tempat persembunyian yang aman bagi manusia, juga beranugerah dengan membimbing manusia pada jalan yang benar. Kedua, tentang kewajiban Injil yang sepatutnya dilakukan oleh manusia yang telah dibaharui anugerah Tuhan. Manusia yang menghayati anugerah Allah pasti akan berserah dan berdoa pada Tuhan, yang terwujud dalam mengaku dosa (ayat 3-5), berdoa (ayat 6), menguasai diri sendiri (ayat 9-10) dan bersukacita di dalam Allah (ayat 11).

Sudahkah kita menghayati anugerah Allah, yaitu pengampunan dosa dan keselamatan yang Allah berikan? Bila kita sungguh menghayatinya, niscaya hidup kita akan diubahkan oleh kasih Allah yang menjamah hati dan pikiran kita. Marilah kita meresponinya dengan hidup benar di hadapan Tuhan, dimulai dengan mengaku segala dosa dan pelanggaran kita, hingga kita sungguh diubahkan untuk bersukacita dalam kasih setia Tuhan.

STUDI PRIBADI: Bagaimana seharusnya kita menempatkan anugerah Allah dan kewajiban manusia dalam relasi kita dengan Allah?

Pokok Doa: Berdoalah agar Tuhan menyatakan anugerah-Nya dengan memberikan kesadaran bagi kita untuk menghayati kesalahan dan dosa serta berubah dalam perbuatan kita untuk memuliakan Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *