Tetap Setia

Sabtu, 5 November 2022

“Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.” (Mazmur 26:2)

Bacaan hari ini: Mazmur 26:1-12 | Bacaan setahun: Mazmur 25-26

Seorang sahabat pernah mengatakan bahwa kesetiaan hanya dapat dinilai setelah seseorang meninggal dunia karena semasa manusia hidup, ia masih dapat jatuh dalam dosa ketidaksetiaan. Pernyataan ini sangat masuk akal. Ada beberapa kisah; seseorang telah berselingkuh di masa tuanya, bahkan ada pula seorang ayah yang baru meninggal lalu seseorang datang dan mengaku sebagai selingkuhannya. Namun, jika kita melihat kehidupan relasi umat Tuhan dengan Sang Pencipta, adakah umat Tuhan ditemukan setia dan tanpa cacat sampai akhir? Jawabannya: tentu tidak. Di dalam keberdosaannya, manusia masih terlalu jauh untuk bisa mendapatkan gelar kesetiaan. Tidak jarang kita mendukakan hati Tuhan dan menduakan Dia dengan harta kita, kedudukan, prestasi, dan berhala- berhala lainnya. Puji Syukur kepada Allah bila gelar kesetiaan tersebut bukan karena usaha kita tetapi Tuhan yang memanggil, memampukan, dan menganugerahkan kesetiaan itu. Di tengah-tengah keberdosaan manusia, ia boleh mendapatkan anugerah Allah. Dan inilah konteks kehidupan Pemazmur.

Pemazmur sadar siapa dirinya yang adalah manusia berdosa. Ia bukan sedang menyatakan hidup yang sempurna, melainkan kehidupan yang ia upayakan untuk tetap setia di hadapan Tuhan. Ia mungkin pernah jatuh dan tidak setia, tetapi ia bangkit kembali dan berusaha lagi. Di tengah-tengah usahanya, ia membuka diri seutuhnya dan berseru, “Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku, selidikilah batinku dan hatiku” (Mzm. 26:1). Pemazmur menyerahkan diri untuk dikoreksi oleh Allah. Ia yang berusaha hidup setia tidak akan ada gunanya jika Allah sendiri tidak berkenan bagi hidupnya. Ia bahkan memohon supaya Allah dapat membebaskan dan mengasihinya (ay. 11) karena ia tahu bahwa semua adalah karena anugerah Allah yang memampukannya hidup setia. Di tengah hidup kita, adakah Tuhan menjadi tempat kita bersandar. Kita lemah, namun kita memiliki Allah yang mampu menolong kita dengan anugerah-Nya. Kiranya Tuhan memampukan kita untuk menyelidiki hati kita dan hidup bersandarkan anugerah-Nya.

STUDI PRIBADI: Hal materi apa yang paling Anda takut jika diambil dari hidup Anda? Bisa jadi itu adalah berhala yang menghalangi kesetiaan kepada Tuhan.

Pokok Doa: Berdoalah bagi orang di sekeliling kita yang pada saat ini sedang bergumul dengan berhala-berhala tertentu. Kiranya Tuhan memampukan mereka untuk berusaha hidup setia. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *