Mataku Telah Melihat Engkau

Kamis, 20 Oktober 2022

“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” (Ayub 42:5)

Bacaan hari ini: Ayub 42:1-6 | Bacaan tahunan: Ayub 41-42

Pernahkah terlintas di linimasa media sosial Anda, foto seseorang yang nampak besar sekali, sedang menginjak sekelompok sahabatnya – yang nampak kerdil seperti kurcaci? Inilah forced perspective, teknik fotografi yang menggunakan ilusi optik untuk membuat suatu objek tampak lebih jauh, lebih dekat, lebih besar atau lebih kecil dari yang sebenarnya. Teknik ini dengan sengaja memanipulasi persepsi visual manusia, mengacaukan skala obyek dan titik pandang penonton.

Pada bacaan kita hari ini, Ayub akhirnya tersadar dan mengakui kesalahannya. Ayub dengan rendah hati memperbaiki kesalahan sudut pandangnya mengenai TUHAN Allah selama ini. Sebelumnya, Ayub memandang TUHAN Allah melalui perspektif sempit yang dipahaminya, tetapi sekarang Ayub dapat melihat dirinya melalui perspektif TUHAN Allah yang memahami sepenuhnya. Dalam perspektif inilah, Ayub menyadari keterbatasan cakrawala pengetahuannya dan menyadari Kemahatahuan TUHAN Allah! (ay. 5)

Setelah menyadari semuanya ini, Ayub bertobat dan merendahkan dirinya di hadapan TUHAN Allah (ay. 6). Ayub belum mengetahui bahwa pada akhirnya, TUHAN Allah akan mengembalikan segala kerugiannya berlipat ganda. Tetapi ketika dia sudah melihat TUHAN Allah, dengan hati yang rendah dan berserah Ayub datang kembali kepada-Nya.

Demikian juga dengan kita, bila kita terus berkeras untuk memahami TUHAN Allah melalui hikmat dan pengalaman kita yang terbatas, maka pengetahuan kita akan TUHAN Allah akan menjadi kerdil dan terdistorsi. Di sinilah pentingnya peran Roh Kudus yang beranugerah membuka mata rohani kita. Melalui kebenaran Firman-Nya, kita dapat melihat betapa Mahatahu, Maharahim, dan Mahakuasa TUHAN Allah, yang mengendalikan alam semesta ini dan seluruh ciptaan-Nya! Kepada TUHAN Allah yang seperti inilah kita datang menyembah, berserah, dan mempersembahkan hidup kita.

STUDI PRIBADI: Sudahkah kita menyadari betapa besar kuasa, hikmat, dan kemuliaan TUHAN Allah kita?

Pokok Doa: Berdoalah agar TUHAN Allah membuka mata rohani kita untuk dapat melihat kebesaran dan kemuliaan-Nya, serta menolong kita dengan kerendahan hati untuk berserah dan menyembah-Nya. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *