Yang Muda Yang Didengar

Jumat, 14 Oktober 2022

“Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: Aku masih muda… Oleh sebab itu aku berkata: Dengarkanlah aku, akupun akan mengemukakan pendapatku.” (Ayub 32:6, 10)

Bacaan hari ini: Ayub 32:1-22 | Bacaan tahunan: Ayub 31-32

Dalam bagian ini, kita mendapati seorang muda bernama Elihu, yang dengan sabar berdiam diri menyaksikan dan mendengarkan ketiga sahabat Ayub berdebat dengan Ayub. Ia memilih untuk berdiam dan menunggu waktu dan sikon (situasi dan kondisi) yang tepat untuk ambil bagian dalam perdebatan mereka. Mengapa?

Elihu sadar, sebagai seorang yang muda, ia harus menghormati orang yang lebih tua, yaitu Ayub dan ketiga sahabatnya. Namun, setelah ditunggu begitu lama, ia pun mulai tidak sabar terhadap percakapan yang penuh perdebatan panas yang tidak ada penyelesainnya (16, 17-20). Karena itu, ia memberanikan diri untuk ikut ambil bagian dalam percakapan tersebut. Dengan hikmat, ia berusaha untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam pendapatnya, Elihu tidak menyanggah Ayub dan tidak menempatkan diri sebagai lawan untuk menyerangnya. Begitu juga, Elihu tidak mengulangi pendapat-pendapat para sahabat Ayub atau mendukung prinsip-prinsip mereka. Demikianlah Elihu, menempatkan dirinya sebagai penengah dan tidak memihak di dalam perdebatan yang sedang terjadi (21-21). Meskipun mereka menganggapnya masih muda, kurang berpengalaman dan kurang hikmat dibandingkan mereka, Elihu yakin bahwa pendapat-pendapat yang disampaikannya dengan rendah hati dan penuh hikmat akan didengar dan diterima oleh mereka semua.

Dari sini kita belajar, jika ada percakapan dalam satu kelompok yang mengakibatkan kepada perdebatan yang panas, maka kita sebagai orang muda dalam kelompok tersebut, adalah baik dan bijaksana bila kita dengan rendah hati lebih banyak berdiam dan mendengarkan sambil menunggu kesempatan yang tepat untuk berbicara. Apabila kesempatan itu tiba, maka berbicaralah dengan tidak menunjukkan keberpihakan atau memojokkan salah satu pihak, dan berikan solusi atau masukan terhadap permasalahan dengan baik. Sehingga perkataan atau pendapat kita sebagai orang yang dianggap muda, kurang berpengalaman dan hikmat ini, boleh didengarkan dan diterima, sehingga Nama Tuhan semakin dipermuliakan.

STUDI PRIBADI: Bagaimana sikap kita sebagai orang yang lebih muda di tengah-tengah perdebatan dalam hidup ini? Apakah yang akan kita lakukan dalam situasi seperti itu?

Pokok Doa: Berdoa bagi pembinaan generasi muda gereja, agar mencetak generasi yang berhikmat dan rendah hati kepada sesamanya. Berdoa bagi regenerasi gereja muda generasi muda gereja Tuhan dapat menjadi garam dan terang dunia. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *