Hikmat-Nya Tak Terselami

Selasa, 11 Oktober 2022

“Sesungguhnya, semuanya itu hanya ujung-ujung jalan-Nya; betapa lembutnya bisikan yang kita dengar dari pada-Nya! Siapa dapat memahami guntur kuasa-Nya?” (Ayub 26:14)

Bacaan hari ini: Ayub 26:1-14 | Bacaan tahunan: Ayub 26-27

Dari segala penderitaan yang dialami Ayub, ujian paling tinggi adalah menghadapi anjuran, nasihat dan desakan ketiga sahabatnya yang begitu menekan jiwa Ayub. Kata-kata dan respons-respons Elifas, Bildad, dan Zofar tidak memberikan penghiburan, sehingga Ayub dengan keras mengatakan mereka sebagai penghibur sialan (Ayub 16:2). Dalam putaran ketiga, Bildad tidak lagi menyerang untuk membuktikan Ayub bersalah.

Dalam Ayub 25 dinyatakan bahwa Bildad memberi ceramah tentang kuasa dan kebesaran Allah, dan dilanjutkan tentang keadilan Allah. Pada akhir ceramah, Bildad mengatakan bahwa tidak ada manusia yang benar, semua manusia berdosa, seperti bernga dan ulat. Tetapi, ceramah Bildad tidak memberi penghiburan dan ketenangan bagi Ayub, sebaliknya Ayub meresponsnya dengan kata-kata yang tajam. Ayub berkata, apa yang dikatakan Bildad, ialah benar, seperti dinyatakan pada ayat 1-3, “Alangkah baiknya bantuanmu kepada yang tidak kuat, dan pertolonganmu kepada lengan yang tidak berdaya! Alangkah baiknya nasihatmu kepada orang yang tidak mempunyai hikmat, dan pengertian yang kauajarkan dengan limpahnya!” Dalam hal ini, Ayub meresponinya dengan nada seolah-olah keheranan dan menghina, “Atas anjuran siapakah engkau mengucapkan perkataan-perkataan itu, dan gagasan siapakah yang kaunyatakan?” (ay. 4). Respons Ayub seperti sebuah serangan balik kepada Bildad.

Bukan itu saja, Ayub bahkan memberi penjelasan yang menakjubkan tentang kebesaran Allah yang berhubungan dengan roh-roh orang mati dan kemudian ia lanjutkan dengan alam semesta. Allahlah yang merupakan Pemilik semuanya ini dan tidak ada yang bukan milik-Nya. Allahlah yang memegang kendali atas seluruh ciptaan-Nya, seperti yang juga dikatakan dalam Ibrani 1:10, “Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu.” Dari peristiwa Ayub ini, mari kita mengarahkan pikiran, kehendak, dan hati kita kepada kuasa dan kebesaran Allah, sehingga membuat hati kita menjadi tenang dalam tangan Allah yang kuat dan perkasa.

STUDI PRIBADI: Bagaimana cara agar kita selalu mengarahkan pikiran, hati, dan kehendak kita kepada Allah yang berkuasa dalam kehidupan ketika kita menghadapi kesulitan?

Pokok Doa: Doakanlah jemaat Tuhan agar mereka tetap belajar melihat dan bersandar kepada Allah yang berkuasa dan berdaulat dalam kehidupannya walau di tengah kesulitan yang mereka jalani. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *