Runtuhnya Kerajaan Yehuda

Minggu, 04 September 2022

“Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.” (2 Tawarikh 36:15)

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 36:11-21 | Bacaan setahun: 2 Tawarikh 35-36

Perjalanan panjang bangsa Yehuda akhirnya harus berujung dengan keruntuhan politis dan guncangan teologis. Di ayat 17-20, penulis Tawarikh memberitahu dengan jelas bentuk hukuman yang mereka alami. Ia mencatat bahwa Tuhan menggerakkan bangsa Kasdim melawan mereka, membunuh orang-orang mereka, serta menjarahi barang-barang mereka. Bahkan, bangsa ini juga menghancurkan Bait Allah, merobohkan tembok Yerusalem, serta mengangkut orang-orang terbaik menjadi budak di Babel. Apa yang mereka alami ini nantinya menimbulkan trauma yang dalam dan guncangan teologis yang amat keras.

Penulis Tawarikh menuliskan: Allah bukan tanpa sebab menghukum Yehuda. Semua diawali kerusakan pada segala lini. Sesudah menjelaskan kejahatan Zedekia, ia menulis para pelaku kejahatan di Yehuda sejatinya bukan hanya Zedekia. Nyatanya, semua pemimpin di antara para imam maupun rakyat biasa juga sering berubah setia kepada Allah. Kerusakan ini semakin kentara karena mereka mengabaikan teguran Allah. Alih-alih langsung menghukum mereka, Allah sebenarnya berulangkali mengutus utusan untuk menegur mereka. Allah sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya (ay. 15). Tapi, bukannya bertobat, mereka malah mengolok- olok utusan Allah, menghina firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya (ay. 16). Meski demikian, kasih Allah tak pernah lekang. Pada akhirnya, Ia akan memberikan pemulihan pada mereka melalui Mesias yang dijanjikan-Nya.

Ada satu hal yang menarik untuk kita catat. Allah ternyata menyatakan kasih-Nya bukan hanya dalam pemeliharaan-Nya, tapi juga teguran dan hukuman-Nya. Meminjam bahasa penulis Ibrani, teguran dan hukuman Allah adalah bukti bahwa kita dipandang-Nya sebagai anak-Nya (Ibr. 12:7- 8). Allah mengasihi bangsa Yehuda, itu sebabnya Ia menegur mereka. Bahkan meski Ia membuang mereka, pada akhirnya Ia akan memulihkan mereka di dalam Mesias. Bila demikian, bersyukurlah bila Allah menegur dan menghajar kita. Itu artinya Ia menyayangi kita. Hal yang justru kita harus kuatirkan ialah ketika Ia diam dan membiarkan kita berdosa.

STUDI PRIBADI: Apakah bentuk teguran dan disiplin Tuhan yang Anda alami, yang akhirnya menyadarkan Anda mengenai kasih Tuhan?

Pokok Doa: Doakanlah agar anak-anak Tuhan lebih peka meresponi teguran dan didikan Tuhan, sadar dan berbalik kepada anugerah Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *