Perjanjian Yoyada

Sabtu, 27 Agustus 2022

“Sesudah itu Yoyada dan anak-anaknya membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya, lalu berserulah rakyat: ‘Hiduplah raja!’” (2 Tawarikh 23:11)

Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 23 | Bacaan setahun: 2 Tawarikh 22-23

Bacaan hari ini merupakan kisah lingkaran balas dendam dengan kekerasan yang tidak berujung. Kekerasan dibalas dengan kekerasan. Pada waktu Ahazia dibunuh oleh Yehu, Atalya maju menumpas keturunan raja dari kaum Yehuda. Pedang dianggap menjadi pilihan terbaik untuk menyelesaikan masalah oleh mereka, bukan dengan dialog dan jalan damai.

Imam Yoyada segera melakukan perlawanan terhadap Atalya, untuk merebut kembali takhta raja yang seharusnya disandang oleh keturunan Daud. Yoas yang selamat dari pembantaian Atalya, berhak untuk dinobatkan sebagai Raja Yehuda, meski usianya baru 7 tahun. Imam Yoyada mengumpulkan para pemimpin bangsa, rakyat dan para imam untuk berkumpul di pelataran Bait Allah dan di hadapan Tuhan mengikat perjanjian dengan Yoas atas penobatan Yoas sebagai raja baru. Tindakan ini mendatangkan murka bagi Atalya, karena hal ini dipandang sebagai pengkhianatan dan pemberontakan terhadap raja.

Dari rentetan kisah ini ada akar masalah yang memicu kejahatan yaitu kekuasaan. Tidak sedikit manusia yang rentan berhadapan dengan godaan untuk memiliki kuasa dan otoritas yang besar. Sebagai manusia, kita diberikan otoritas oleh Allah untuk mengelola bumi dengan bijak. Kita diberikan juga kemampuan untuk hidup bersama orang lain, bahkan memimpin sesama kita. Tetapi, kita perlu sadar natur kita yang berdosa ini bisa menggiring kemampuan dan keinginan tersebut menjadi obsesi yang tidak sehat, bahkan bisa mencelakai orang lain. Untuk itulah, kita perlu membawa hasrat, keinginan, dan kemampuan kita untuk ditundukkan oleh kebenaran di dalam Kristus.

Sebelum memimpin orang lain, kita perlu belajar dipimpin oleh Tuhan sebagai Pemilik dan Raja atas hidup kita. Kita perlu memahami hikmat Tuhan melalui perintah dan hukum-hukum-Nya, sehingga ketika kita memimpin atau mengelola sesuatu didasarkan oleh kebenaran dan kasih Kristus.

STUDI PRIBADI: Apakah Anda memiliki karunia memimpin? Apa yang Anda lakukan untuk bertanggung jawab terhadap karunia itu?

Pokok Doa: Berdoa supaya jemaat Tuhan dan juga para pemimpin dijauhkan dan dikuatkan untuk menang atas godaan kekuasaan dan uang, yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari melayani Tuhan dan sesama. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *