Reformasi Yang Sia-sia

Senin, 25 Juli 2022

“Tetapi TUHAN tidak beralih dari murka-Nya yang sangat bernyala-nyala itu yang telah bangkit terhadap Yehuda oleh karena segala sakit hati-Nya yang ditimbulkan Manasye.” (2 Raja-raja 23:26)

Bacaan hari ini: 2 Raja-raja 23:1-30 | Bacaan setahun: 2 Raja-raja 23

Tidak terasa kita telah melewati tengah tahun 2022. Mulai terdengar ingar-bingar persiapan Pemilu 2024. Hampir genap delapan tahun, Presiden Joko Widodo memerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan terngiang janji kampanyenya. Apa semua janji perubahan telah terwujud? Apakah perubahan itu dapat bertahan dan berlanjut? Masih ada janji yang belum terwujud, terutama pemberantasan suap dan korupsi pada pemerintahan. Dosa puluhan tahun dibiarkan menjadi kenormalan, memberantasnya tidak cukup sekadar dengan dua periode pemerintahan.

Raja Yosia melakukan reformasi rohani di Yehuda, sedikitnya enam tahun. Semua praktik penyembahan berhala dan kejijikannya, yang adalah hasil peninggalan hampir semua raja di Yehuda, dihancurkan Yosia. Yosia mengadakan lagi perayaan Paskah sebagai sentral perayaan religius umat Allah. Raja Yosia melakukan reformasi total dalam kehidupan umat Allah!

Apakah Yosia berhasil untuk mempertobatkan bangsanya? Apakah reformasi yang dilakukannya dapat bertahan? Kenyataannya, sungguh berbeda. Bangsa Israel kembali kepada penyembahan berhala setelah Yosia meninggal, bahkan ia sendiri terbunuh karena tidak mendengarkan peringatan TUHAN Allah melalui Firaun Nekho yang dilawannya (2Raj. 23:29, 2Taw. 35:22). Murka Allah tetap tak terhindarkan menghukum umat- Nya yang telah murtad! (2Raj. 23:26).

Tidak ada yang salah dengan reformasi yang dilakukan Raja Yosia. Hal penting yang kita pelajari adalah bahwasanya transformasi total tidaklah mungkin dilakukan oleh manusia sendiri. Manusia, walaupun diciptakan dalam gambar dan rupa Allah, telah mengalami kejatuhan total dalam dosa. Kita telah kehilangan kemuliaan Allah dan cenderung untuk berbuat dosa (Rm. 3:23). Namun, kita dapat bertransformasi secara total dan bertahap, hanya dengan pertolongan Roh Kudus yang hidup dalam hati setiap orang percaya yang telah menerima anugerah keselamatan dari TUHAN. Hanya Roh Kudus yang mempertobatkan dan mampu untuk menuntun kita dalam kembara pengudusan hidup kita, sampai kelak berjumpa dengan Tuhan.

STUDI PRIBADI: Apa yang bisa kita pelajari dari reformasi raja Yosia? Mengapa reformasi yang dilakukan oleh raja Yosia tidak bertahan lama?

Pokok Doa: Berdoalah dan mohonlah agar Roh Kudus menuntun kita dalam perjalanan pengudusan hidup kita setiap hari. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *