Kekalahan Absalom

Jumat, 24 Juni 2022

“Dan raja memerintahkan kepada Yoab, Abisai dan Itai, demikian: ‘Perlakukanlah Absalom, orang muda itu dengan lunak karena aku.’ Dan seluruh tentara mendengar, ketika raja memberi perintah itu kepada semua kepala pasukan mengenai Absalom.” (2Sam. 18:5)

Bacaan hari ini: 2 Samuel 18:1-18 | Bacaan setahun: 2 Samuel 18-19

Kematian Absalom adalah kematian yang tragis. Meskipun demikian, kematiannya dianggap pantas karena berbagai perbuatan keji yang ia lakukan. Ada tiga ironi yang kita bisa lihat dari kematian Absalom.

Pertama, terkait kepalanya yang tersangkut di antara dahan-dahan pohon tarbantin. 2 Samuel 14:25 mengindikasikan, secara fisik, Absalom adalah laki-laki yang tampan dan ideal, terutama rambut kebanggaannya. Namun, menjelang kematiannya, rambut, lambang kemuliaannya itu justru menjadi “kutuk” yang menghantarnya menemui ajal (ay. 9). Catatan ini juga memberi efek bahwa karena kekejiannya, Absalom tidak diterima oleh bumi, maupun surga. Kedua, Absalom, si pemberontak, diambil hidupnya oleh aksi pemberontakan Yoab. Absalom dibunuh oleh Yoab dan kesepuluh bujangnya saat ia ada dalam kondisi tak berdaya, tersangkut di pohon Tarbantin. Aksi pembunuhan ini melanggar titah Daud yang melarang membunuh Absalom. Akan tetapi, bagi Yoab, ini adalah cara terbaik untuk menyelesaikan kekejian Absalom yang semena-mena, pengkhianat, pembunuh, dan pemerkosa. Ketiga, Absalom mati dengan tidak dikuburkan selayaknya anak raja. Jasadnya dilemparkan ke dalam lobang besar di hutan, hanya ditimbun batu. Bahkan tidak satu orang pun mau membuat peringatan baginya. Tetapi, dari sejak masa hidupnya, Absalom mendirikan sendiri tugu peringatan Absalom, agar orang-orang Israel mengingatnya. Sungguh seseorang yang sangat egosentris dan narsisistik.

Dari kisah Absalom ini, kita belajar betapa mengerikan kehidupan dan kematian di luar TUHAN. Begitu mengerikan seseorang yang tega melukai, mencelakai, dan menghabisi hidup orang lain hanya untuk ambisi pribadi. Absalom tidak merasa bersalah, ia tidak menyadari perbuatannya sebagai kekejian di hadapan TUHAN. Untuk itu, bagi kita yang hidup di masa ini dan masih diberikan anugerah TUHAN untuk bertobat dan memperbaharui diri terus-menerus, lakukan bagian kita! Jangan biarkan dosa merenggut jiwa dalam kekejian yang mengerikan. Kuasa keselamatan Kristus sempurna bagi kita, mari kita bertekun dalam proses pemurnian-Nya.

STUDI PRIBADI: Jika Anda menjadi Yoab, apakah Anda juga akan mengambil langkah yang sama? Apakah alasannya?

Berdoalah: Bapa terima kasih atas anugerah keselamatan dalam Kristus, sehingga kami disucikan dan dimurnikan dari dosa. Sertai proses pemurnian ini, agar hidup kami benar-benar dikuasai Roh dan kebenaran-Mu. Amin. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *