Tuhan Tidak Menjawab Dia

Sabtu, 11 Juni 2022

“Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar. Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.” (1 Samuel 28:5-6)

Bacaan hari ini: 1 Samuel 28 | Bacaan setahun: 1 Samuel 28-29

Terkadang kita harus menunggu jawaban atas doa-doa permohonan yang kita naikkan kepada TUHAN, bahkan tidak jarang kita harus menunggu begitu lama sampai muncul persoalan yang baru di kala persoalan yang lama belum selesai. Dalam kondisi seperti ini, kita mulai tidak sabar dan bertanya: apakah TUHAN mendengar doa permohonanku ataukah sesungguhnya TUHAN itu ada?

Hal inilah yang dialami oleh Saul ketika ia berperang dengan orang Filistin yang terus bergerak maju untuk menyerang Israel. Timbul ketakutan dalam hatinya melihat tentara Filistin. Apa yang dilakukan oleh Saul ketika menghadapi keadaan yang terdesak itu? Disebutkan: “Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi” (ay. 6). Maka dengan pengertiannya sendiri, Saul memutuskan untuk mencari pemanggil arwah untuk meminta petunjuk kepadanya. Jadi sesungguhnya bukanlah TUHAN tidak menjawab doa permohonan Saul, akan tetapi kekerasan hati Saul lah yang telah meninggalkan TUHAN. Dalam hal ini, Saul juga telah melanggar hukum Allah, seperti dinyatakan: “Di antaramu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, atau seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, atau seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati” (Ulangan 18:10-11).

Dalam hal ini, tiap umat Tuhan diuji di tengah-tengah krisis kehidupan. Apakah kita sungguh-sungguh mengasihi TUHAN atau sesungguhnya kita tidak membutuhkan Tuhan dan tidak mengasihi-Nya. Secara agama, kita adalah orang Kristen, tapi dalam kehidupan kita, khususnya ketika sedang kuatir dan panik, kita bertindak seperti orang yang tidak mengenal Allah. Ingatlah, kekuatiran tidak meniadakan kesusahan hari esok, hal itu justru meniadakan kekuatan hari ini (Corrie Ten Bomm). Kekuatan kita dalam menghadapi krisis kehidupan adalah kembali kepada Tuhan Allah.

STUDI PRIBADI: Apa yang bisa kita lakukan ketika menghadapi situasi seperti Saul, yang berseru kepada Tuhan tetapi Tuhan tidak kunjung memberi jawaban?

Pokok Doa: Mari berdoa agar kita, sebagai orang percaya, diberi kekuatan untuk selalu bersandar kepada Tuhan dalam menghadapi masa-masa sulit dalam kehidupan kita. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *