Berkat Tuhan

SABTU, 12 MARET 2022

“Aku akan menempatkan Kemah Suci-Ku di tengah-tengahmu dan hati-Ku tidak akan muak melihat kamu. Tetapi Aku akan hadir di tengah-tengahmu dan Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku.” (Imamat 26:11-12)

Bacaan hari ini: Imamat 26 | Bacaan setahun: Imamat 26-27

Kita perlu memahami bagian ini dalam konteks perjanjian yang Allah buat dengan bangsa Israel. Bagian ini semacam epilog terhadap perjanjian yang Allah buat dengan bangsa Israel. Bagian ini dimulai dengan tuntutan agar bangsa Israel bersikap setia kepada Allah. Kesetiaan ini sendiri dijelaskan setidaknya dalam tiga aspek. Pertama, mereka tidak diperbolehkan membuat berbagai jenis berhala untuk mereka sembah. Kedua, mereka harus memelihara hari Sabat Allah dan juga menghormati tempat kudus Allah. Terakhir, secara umum, YHWH meminta agar mereka menuruti ketetapan-Nya dan berpegang pada semua perintah-Nya.

Seperti halnya perjanjian pada masa itu, ketaatan dan pelanggaran terhadap perjanjian pasti akan mendatangkan konsekuensi. John Hartley, seorang penafsir Perjanjian Lama menjelaskan: karena mustahil bagi kedua belah pihak untuk terus memonitor kesetiaan pihak lain, biasanya pihak-pihak yang membuat perjanjian akan meminta para dewa menjadi saksi dan hakim yang menghukum pihak yang melanggar dan memberkati pihak yang setia. Oleh karena bangsa Israel membuat perjanjian dengan Allah sendiri, tentu saja Allah menjadi pihak yang akan memberkati dan menghukum mereka. Bila mereka setia, Allah berjanji akan memberi hujan, kesuburan, serta kedamaian. Puncaknya, Allah akan memberkati mereka dengan berkat rohani: Allah hadir di tengah-tengah mereka dan berelasi dengan mereka. Sebaliknya, bila mereka berubah setia dan mengingkari perjanjian-Nya, Allah akan menghukum dengan berbagai hukuman.

Kita tidak lagi hidup dalam situasi hitam-putih seperti masa itu. Ada kalanya kesetiaan kita tidak berbuah berkat jasmani, sama seperti mereka yang berbuat jahat, tidak selalu mendapat hukuman. Ini bisa membuat kita kecewa. Pergumulan ini juga menjadi pergumulan Asaf (Mzm. 73). Pada akhirnya, Asaf mengarahkan kita pada berkat rohani sebagai berkat yang terutama dan terpenting. Tuhan berjanji: yang setia menghidupi tuntutan hidup sebagai murid-Nya akan menerima berbagai berkat rohani dari-Nya. Setialah kepada kehendak Allah dan nantikanlah berkat rohani.

STUDI PRIBADI: Mengapa penulis Alkitab memandang berkat rohani jauh lebih penting ketimbang berkat jasmani?

Pokok Doa: Berdoalah agar umat Tuhan tetap setia menaati ketetapan Allah dan mengingat bahwa berkat rohani jauh lebih bernilai dan lebih penting ketimbang berkat jasmani.  

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *