Mengenal Karakter Allah Sang Terang

Jumat, 19 November 2021

Bacaan hari ini: Yohanes 1:1-9 Bacaan setahun: Yehezkiel 4-6



“Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” (Yohanes 1:4-5)

Salah satu keindahan yang dapat kita nikmati pada waktu malam hari adalah melihat adanya cahaya yang menerangi kegelapan itu. Tidak hanya keindahan yang dapat dilihat, kita tentu dapat merasakan ketenangan dan kenyamanan sebab kita mampu mengetahui dengan jelas situasi di sekitar kita. Namun, ketidakmampuan kita untuk mengetahui apa yang ada di sekitar kita tentu sering memberikan rasa gelisah dan juga kekhawatiran dalam hati dan pikiran kita. Maka dari itu, tidak heran jika pada umumnya, hadirnya terang dikaitkan dengan sesuatu yang baik, yang menyenangkan, bahkan mulia.

Catatan Yohanes dalam bagian firman Tuhan yang kita baca hari ini berusaha menghadirkan rasa damai sejahtera serupa. Ia melukiskan sosok Allah sebagai Sang Terang yang membawa kasih karunia kepada manusia. Yohanes bahkan memberikan penjelasan tambahan dimana kegelapan tidak akan dapat menguasainya (ay. 5). Kegelapan ini tentu bukan sekadar kegelapan biasa. Dalam bahasa aslinya, kegelapan ini mengacu kepada kejahatan yang berkaitan dengan dosa dan kuasa Iblis. Selain itu, kalimat ini sengaja dimunculkan untuk menekankan bahwa terang dan gelap tidak mungkin berada dalam satu tempat yang sama. Tidak ada separuh gelap dan separuh terang, tidak ada remang-remang. Hanya ada dua pilihan: terang atau gelap.

Allah Sang Terang sejati ini tentu dapat menjadi kabar buruk bagi kita yang secara natur hidup dalam kegelapan dosa. Meski demikian, syukur kepada Allah! Sang Terang itu bukan hanya menyingkapkan kebobrokan kita tetapi Dia datang sebagai jalan keluar atas keterpurukan kita tersebut. Kehadiran-Nya ke dalam dunia memampukan kita untuk berbalik kepada Allah Bapa sebab kasih karunia ada pada diri-Nya! Kiranya kehadiran Allah Sang Terang justru tidak membuat kita malu dan gentar, dapat merasakan damai sejahtera dan sukacita dalam kehidupan kita.

STUDI PRIBADI: Bagaimanakah dengan kehidupan pribadi Saudara di hadapan Tuhan? Maukah kita dengan penuh kerendahan hati mengizinkan Sang Terang itu menyingkapkan kelemahan diri kita dan memohon pertolongan-Nya mentransformasi kehidupan kita?

Berdoalah: Berdoalah agar setiap anak-anak Tuhan yang telah merasakan damai sejahtera dari Allah dimampukan Roh Kudus untuk menjadi saksi bagi orang-orang di sekitarnya. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *