Minggu, 19 September 2021
Bacaan hari ini: Matius 14:22-33 | Bacaan setahun: Mazmur 116-118, Wahyu 19
“Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: ‘Tenanglah! Aku ini, jangan takut!’” (Matius 14:27)
Matius 14 : 22-33
Yesus berjalan di atas air
22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut.
27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”
28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.”
29 Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!”
31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?”
32 Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.”
Mazmur 116
Terluput dari belenggu maut
1 Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku.
2 Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.
3 Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.
4 Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: “Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!”
5 TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang.
6 TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku.
7 Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu.
8 Ya, Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, dan mataku dari pada air mata, dan kakiku dari pada tersandung.
9 Aku boleh berjalan di hadapan TUHAN, di negeri orang-orang hidup.
10 Aku percaya, sekalipun aku berkata: “Aku ini sangat tertindas.”
11 Aku ini berkata dalam kebingunganku: “Semua manusia pembohong.”
12 Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?
13 Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN,
14 akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya.
15 Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
16 Ya TUHAN, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! Engkau telah membuka ikatan-ikatanku!
17 Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama TUHAN,
18 akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya,
19 di pelataran rumah TUHAN, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem! Haleluya!
Mazmur 117
Pujilah TUHAN, hai segala bangsa
1 Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2 Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!
Mazmur 118
Nyanyian puji-pujian
1 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
2 Biarlah Israel berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
3 Biarlah kaum Harun berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
4 Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
5 Dalam kesesakan aku telah berseru kepada TUHAN. TUHAN telah menjawab aku dengan memberi kelegaan.
6 TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
7 TUHAN di pihakku, menolong aku; aku akan memandang rendah mereka yang membenci aku.
8 Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia.
9 Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan.
10 Segala bangsa mengelilingi aku–demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur.
11 Mereka mengelilingi aku, ya mengelilingi aku–demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur.
12 Mereka mengelilingi aku seperti lebah, mereka menyala-nyala seperti api duri, –demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur.
13 Aku ditolak dengan hebat sampai jatuh, tetapi TUHAN menolong aku.
14 TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku.
15 Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: “Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan,
16 tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!”
17 Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN.
18 TUHAN telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada maut.
19 Bukakanlah aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada TUHAN.
20 Inilah pintu gerbang TUHAN, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya.
21 Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
22 Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
23 Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
24 Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!
25 Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran!
26 Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam rumah TUHAN.
27 Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali, pada tanduk-tanduk mezbah.
28 Allahku Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Engkau.
29 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Wahyu 19
Nyanyian atas jatuhnya Babel
1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: “Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
2 sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu.”
3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: “Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya.”
4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: “Amin, Haleluya.”
5 Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: “Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!”
Perjamuan kawin Anak Domba
6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!” (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
9 Lalu ia berkata kepadaku: “Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” Katanya lagi kepadaku: “Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.”
10 Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: “Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.”
Firman Allah
11 Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: “Yang Setia dan Yang Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
12 Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri.
13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: “Firman Allah.”
14 Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih.
15 Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.
16 Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.”
Binatang serta nabinya dikalahkan
17 Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: “Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,
18 supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar.”
19 Dan aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya.
20 Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.
21 Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.
Berada dalam situasi yang penuh dengan tekanan tentu bukanlah hal yang mudah. Layaknya seorang atlet yang tengah bertanding dalam sebuah kompetisi, hal yang harus ia lakukan sejatinya tidak berbeda dengan latihan-latihan yang ia lakukan sebelumnya. Target yang sama, cara yang sama, alat yang sama, bahkan teknik yang sama. Hanya saja, kini ada ribuan mata tertuju padanya, entah untuk memuja atau menghujat dia. Situasi ini tentu membuat emosi dalam diri atlet itu berkecamuk dan bukan tak mungkin menjadikannya gagal fokus dalam mencapai tujuan.
Situasi penuh tekanan seperti itu juga pernah dirasakan oleh salah satu murid Yesus bernama Petrus dalam bentuk berbeda. Penyeberangan ke daratan Genesaret bersama para murid yang lainnya berubah menjadi pengalaman mencekam, ketika perahu mereka diombang-ambingkan oleh angin sakal. Dalam kondisi buruk, penuh kekhawatiran, serta rasa takut itu, Yesus menghampiri mereka dan Petrus dengan tanggap meminta Yesus agar dimampukan untuk menghampiri-Nya. Yesus pun menyanggupi dan menyuruh Petrus berjalan ke arah-Nya. Meski demikian, Matius mencatat bahwa tiupan angin mengusik Petrus, sehingga membuatnya ketakutan dan hampir tenggelam. Yesus pun mengulurkan tangan-Nya dan segera menolong Petrus.
Bagian ini menunjukkan bahwa untuk datang kepada Yesus dalam pergumulan berat yang kita hadapi bukanlah perkara yang mudah. Kristus menghendaki kita untuk datang dan berfokus kepada diri-Nya sebab Ia adalah Allah yang Maha Kuasa. Ia bukan hanya Allah yang mampu memberi makan 5000 orang tetapi juga Ia adalah Allah yang berkuasa atas alam semesta ini. Tantangan dalam kehidupan yang kita hadapi tentu akan membuat kita menjadi bimbang dan ragu, seperti halnya yang dialami Petrus. Meski demikian, Ia juga adalah Allah yang penuh kasih karunia dan tetap akan mengulurkan tangan-Nya ketika kita gagal. Marilah kita terus mengarahkan hati kita kepada-Nya dalam situasi sesulit apapun sembari memohon pertolongan-Nya untuk memampukan kita.
STUDI PRIBADI: Apa yang mendorong Anda berani keluar dari “perahu” Anda dan berjalan menuju Yesus?
Pokok Doa: Berdoalah agar Roh Kudus memampukan setiap orang percaya untuk berfokus kepada Kristus yang Maha Kuasa, daripada masalah yang mereka hadapi saat ini.