Pembelaan Paulus

Rabu, 29 Juli 2020

Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 26:1-11 | Bacaan setahun: Ayub 34-35, Ibrani 6



“Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya…” (26:6-7)

Pada saat dibawa ke hadapan raja Agripa, Paulus diberi kesempatan untuk membela diri. Dalam pembelaan dirinya, Paulus menyaksikan bagaimana hidupnya dulu sebelum mengenal Kristus, sama dengan mereka yang menuduhnya. Ia pun sempat bertindak seperti mereka dalam ketidaktahuannya, dengan cara memasukkan orang-orang yang percaya kepada Kristus ke dalam penjara dan bahkan setuju mereka dihukum mati. Dalam rumah ibadat, ia juga sering menyiksa dan memaksa mereka untuk menyangkali imannya. Paulus sadar bahwa ketidaktahuan membutakan orang melihat kebenaran, sehingga ia tidak menyalahkan orang Yahudi yang menuduhnya, malah ia menunjukkan keprihatinan kepada mereka karena mereka sebenarnya sama seperti dirinya yang menantikan penggenapan janji yang sudah diterima oleh nenek moyang mereka.

Dari pembelaan Paulus ini kita belajar setidaknya dua hal. Pertama, bagaimana Paulus menunjukkan keprihatinan kepada orang-orang Yahudi yang tidak menyadari bahwa janji Allah yang selama ini mereka nantikan, sudah digenapi dalam diri Kristus. Adakah kita juga punya keprihatinan yang sama kepada mereka yang ada di sekeliling kita yang belum kenal Kristus? Ingatlah bahwa kita pun dulu pernah berada dalam posisi mereka kalau saja Kristus tidak menangkap kita.

Kedua, kita belajar bahwa dalam pengharapan akan kegenapan janji Allah, Paulus rela untuk mengorbankan dirinya. Dalam ayat 6, Paulus berkata: “Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita.” Paulus menyadari bahwa penggenapan janji Allah merupakan karunia terbesar yang ia pernah dapatkan dan untuk itu, ia tidak akan mundur, sekalipun resiko besar harus ia hadapi. Bagaimana dengan kita? Seberapa berhargakah kita memandang anugerah keselamatan yang sudah kita terima dalam Kristus Yesus? Relakah kita mempertaruhkan hidup kita demi mempertahankan “harta berharga” yang sudah kita terima itu?

STUDI PRIBADI : Dalam bagian yang kita baca ini, siapakah dan bagaimanakah kehidupan Paulus sebelum ia bertemu dengan Kristus?

Pokok Doa : Berdoalah agar jemaat Tuhan boleh menghargai anugerah keselamatan yang dimiliki dan memiliki keprihatinan kepada mereka yang masih belum mengenal Kristus. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *