Sukacita Menantikan Mesias

Senin, 10 Februari 2020

Bacaan hari ini: Lukas 2:21-40 | Bacaan setahun: Imamat 8-10, Markus 13



“Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan-dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri...” (Lukas 2:34-35)

Diceritakan, di Yerusalem ada seorang bernama Simeon, orang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel, Mesias. Kepadanya telah dinyatakan Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias. Oleh tuntunan Roh Kudus, hari itu ia datang ke Bait Allah dan bertemu dengan bayi Yesus. Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Tuhan, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera… sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari padaMu.” Penantiannya tidak sia-sia; akhirnya ia bertemu Anak itu, hatinya dipenuhi ucapan syukur dan pujian kepada Allah.

Kehadiran Mesias mendatangkan sukacita bagi orang yang menanti-nantikan-Nya karena Ia akan menjadi terang bagi bangsa-bangsa untuk menunjukkan dan menjadi “jalan pulang” kepada Bapa. Dan Ia juga akan menjadi kemuliaan bagi umat-Nya, Israel karena telah digenapi bahwa dari merekalah Mesias itu akan datang, bahwa keselamatan akan datang dari Israel, bahwa Israel akan menjadi berkat.

Tetapi kehadiran Mesias juga menimbulkan perbantahan, karena Ia datang buat dunia, bukan hanya buat Israel, sehingga dikatakan, “Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan dan membangkitkan banyak orang di Israel” (ay. 34), dan juga dikatakan “suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang” (ay. 35), dimana Simeon mengisyaratkan bahwa Maria akan mengalami rasa sakit atau penderitaan yang hebat karena menjadi sasaran perbantahan dan pada saat itulah akan tersingkap keburukan dan kejahatan hati manusia.

Apakah kehadiran Yesus membawa sukacita dalam hidup kita, karena Ia menunjukkan kebenaran kepada kita, ataukah kehadiran-Nya menjadi “batu sandungan” bagi kita karena kita tidak mau disingkapkan dosanya dan kita menolak untuk menjadi bagian dari agen pembawa berkat seperti orang Yahudi? Hanya kita yang tahu jawabannya. Kiranya Tuhan menolong kita meresponi kehadiran Yesus dengan tepat.

STUDI PRIBADI : Mengapa Yesus dikatakan sebagai terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain, menjadi kemuliaan bagi umat Israel dan pada saat yang sama juga menjadi perbantahan yang menjatuhkan dan membangkitkan banyak orang di Israel ?

Pokok Doa : Berdoalah agar kehadiran Yesus mengubah hidup kita sehingga kita mau disadarkan akan dosa kita dan bertobat. Kita tidak hanya sekadar mau menerima berkat tetapi juga menjadi agen pembawa berkat.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *