Bahaya Kemunafikan

Sabtu, 25 Januari 2020

Bacaan hari ini: Markus 12:1-17 | Bacaan setahun: Keluaran 12-13, Matius 25



“Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!” (Markus 12:15)

Para imam kepala, ahli Taurat, dan tua-tua tidak hentinya berusaha menekan dan menjebak Yesus dengan berbagai pertanyaan dan pernyataan. Dahsyat mukjizat dan pengajaran-Nya tidak membuat mereka bergeming, tetap kukuh tidak percaya bahwa guru sederhana inilah Mesias yang mereka nantikan. Bahkan mereka curiga, mendesak Yesus mengungkap, dengan kuasa apa/siapa mukjizat itu dilakukan-Nya. Mengerikan, karena sama saja menuduh Yesus memakai kuasa di luar Allah untuk mengajar dan melayani.

Dengan penuh percaya diri, Yesus menjawab mereka dengan kisah. Perumpamaan ini menyatakan bahwa di sepanjang sejarah umat, kasih setia TUHAN Allah dengan konsisten dinyatakan oleh kehadiran para nabi. Mereka menyampaikan pesan Ilahi, menuntun dan menegur manusia. Alih-alih didengar dan ditaati, para nabi malah ditolak, disiksa, bahkan dibunuh karena pesan Ilahi tersebut. Puncaknya, Allah Bapa mengirim Anak-Nya untuk mewujudkan kasih-Nya kepada manusia, dan mereka tetap menolak – bahkan menyalibkan-Nya! Yesus pun berkata bahwa TUHAN Allah akan menghukum dan membinasakan mereka! Amarah mereka pun tersulut, tetapi tak berdaya dibelenggu takut pada amarah orang banyak.

Mereka tidak putus asa, mengirim orang Farisi dan keluarga kerajaan untuk kembali menjebak dan mendesak Yesus–membenturkan ajaran-Nya dengan otoritas pemerintah. Lagi-lagi Yesus berhasil membungkamnya dengan kebenaran pengajaran-Nya. Bukankah adegan yang sama sering kita jumpai hingga kini? Orang pandai dan (nampaknya) saleh, dengan fasih lidah merisak, mendakwa, menghakimi, bahkan menindas sesama. Ketaatan beragama dan pengetahuan mereka, tidak mengubahkan malah menjerumuskan kepada kesombongan dan kemunafikan. Inilah menutup mata rohani mereka untuk melihat Yesus yang hidup dan berkarya nyata. Hikmat Ilahi karena terang tuntunan Roh Kudus, yang mampu membuka mata rohani kita. Hikmat sejati yang mengubahkan hidup, membuat kita mengenali dan menyembah Tuhan Yesus Kristus dan mengasihi sesama.

STUDI PRIBADI : Pernahkan kita menghakimi sesama karena merasa hidup kita lebih benar (kata-kata/tindakan)? Datanglah kepada TUHAN, agar DIA membuka mata rohani kita.

Pokok Doa : Berdoalah dan memohonlah agar kuat dan kuasa Roh Kudus menjauhkan kita dari kesombongan dan kemunafikan, tapi boleh semakin mengenali dan menyembah Tuhan dan mengasihi sesama.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *