Yang Terutama

Senin, 16 Desember 2019

Bacaan hari ini: Matius 19 | Bacaan setahun: Amos 4-6



“Kata Yesus kepadanya: Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.” (Matius 19:21)

Dari judul perikop Matius 19:16-26, kita dapat mengetahui siapakah orang yang datang kepada Yesus. Dia adalah seorang yang masih muda dan kaya. Di dalam ayat 20, kita dapat menyimpulkan bahwa dia adalah seorang yang hidupnya baik, karena dia taat melakukan apa yang ada pada 10 perintah Allah dalam relasinya dengan manusia. Sekilas kita melihatnya sebagai sosok orang yang nyaris “sempurna”, masih muda tapi punya segalanya, perilakunya juga baik. Namun ternyata semua yang dia miliki itu tidak membuat hidupnya bahagia dan tenang. Ada sesuatu yang membuatnya gelisah. Untuk itulah dia berlari-lari, bertelut di hadapan Yesus dan bertanya kepada Tuhan Yesus, “Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Orang muda ini gelisah, karena sepertinya ia sadar bahwa kekayaan, kedudukan, perbuatan baik yang dia miliki ini tidak dapat membawanya masuk sorga.

Dan yang cukup mengejutkan adalah, Tuhan Yesus mengatakan agar orang muda tersebut menjual segala yang dimilikinya dan membagikannya kepada orang miskin, kemudian datang dan mengikuti Yesus. Mengapa Yesus meminta hal seperti itu? Sebenarnya masalahnya bukan pada harta yang dimiliki oleh orang muda tersebut, tapi Tuhan Yesus tahu hati orang muda tersebut sangat mencintai kekayaannya (ay. 22). Harta telah menjadi tuan-nya, menjadi yang paling utama dalam hidupnya sehingga harta itu yang menjadi penghalang baginya untuk menjadikan Tuhan Yesus sebagai Tuhan/tuan yang harus ditaatinya.

Bagaimana dengan kita, apakah yang menjadi yang terutama di dalam hidup kita? Harta, reputasi, kedudukan, pekerjaan, keluarga, hobby kita? Tidak ada yang salah jika kita memiliki semuanya itu. Tetapi yang menjadi masalah adalah jika menempatkan hal-hal tersebut menjadi yang paling utama, paling kita cintai dan menjadi berhala hidup kita. Tuhan Yesus telah berkorban mati di salib untuk menebus hidup kita, maka sudah seharusnya kita menjadikan Yesus sebagai satu-satunya Tuhan yang mendapatkan tempat paling utama untuk kita cintai dan taati.

STUDI PRIBADI : Apakah orang muda itu akhirnya mau merelakan hartanya dan kemudian mengikut Yesus? Apa saja yang bisa menjadi berhala yang harus kita waspadai ?

Pokok Doa : Berdoalah agar setiap anak Tuhan selalu waspada dan juga mengintrospeksi diri apakah sudah menjadikan Yesus sebagai yang utama dalam hidupnya, ataukah ada berhala lain.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *