Kamis, 31 Oktober 2019
Bacaan hari ini: Zakharia 1:18-21 | Bacaan setahun: Amsal 31, Yeremia 4-6
“…Dan semuanya ini datang untuk mengejutkan mereka, yakni untuk menghempaskan tanduk bangsa-bangsa yang telah mengangkat tanduk terhadap tanah Yehuda hendak menyerakkannya.” (Zakharia 1:21b)
Zakharia 1
Penglihatan kedua: empat tanduk dan empat orang tukang besi
Amsal 31
Amsal-amsal untuk Lemuel dari ibunya
Yeremia 4
Yehuda mendapat ancaman dari utara
Yeremia 5
Hukuman Tuhan tidak dapat dielakkan
Yeremia 6
Malapetaka yang akan menimpa Yerusalem dan Yehuda
Dalam penglihatan kedua ini nampak dua gambaran, yaitu empat tanduk dan empat tukang besi. Tiap gambaran merepresentasikan hal yang berbeda. Pertanyaan Zakharia atas penglihatan tersebut diresponi oleh dua pihak. Gambaran pertama dijawab oleh malaikat, sedangkan gambaran kedua dijelaskan oleh TUHAN sendiri.
Gambaran pertama yaitu empat tanduk dimengerti sebagai simbol kekuatan. Khusus bagian ini, empat tanduk tersebut merujuk pada empat kerajaan besar, yaitu Asyur, Babel, Media Persia, dan Mesir. Keempatnya merupakan kekuatan dunia yang mengancam dan menyerakkan seluruh bangsa Israel, tanpa terkecuali. Gambaran kedua, yaitu gambaran empat tukang atau perajin. Perajin pada masa itu adalah mereka yang bekerja mengelola batu, kayu, dan logam. Kehadiran orang-orang dengan profesi yang spesifik ini mengindikasikan adanya tujuan tertentu yang hendak dikerjakan. Empat perajin tersebut dengan alat yang mereka miliki datang untuk melakukan sesuatu terhadap empat tanduk yang ada.
Jadi, kedua penglihatan ini merupakan gambaran tragedi besar yang akan dihadapi oleh umat Allah. Bangsa Israel akan diserang tanpa ampun oleh empat kerajaan besar dunia, yaitu Asyur, Babel, Media Persia, dan Mesir. Serangan kerajaan-kerajaan ini memorak-perandakan Israel habis-habisan, sehingga umat Allah mengalami banyak sekali kehilangan, kesengsaraan, dan kematian. Tetapi, Allah tidak tinggal diam terhadap tragedi ini. Allah akan bertindak segera menolong umat-Nya.
Zaman ini, tragedi besar dalam kehidupan umat Allah datang dalam berbagai macam konteks kehidupan. Akibatnya dari yang kita alami tidak jarang memberikan rasa pahit, kecewa, marah, dan luka yang membekas. Tetapi, firman Tuhan mengingatkan kita, bahwa Dia adalah TUHAN yang tidak berdiam diri dan meninggalkan umat-Nya yang ada dalam kesusahan. Kesegeraan TUHAN menolong bukan berarti secepat yang kita inginkan. Tapi, ada waktu terbaik TUHAN untuk menyatakan pertolongan- Nya. Berharaplah kepada TUHAN.
STUDI PRIBADI :
(1) Apa yang sering membuat kita sulit percaya kepada Allah saat tragedi besar melanda kita ?
(2) Apa makna tragedi yang Tuhan izinkan untuk Anda hadapi ?
Berdoalah : Bapa yang mengasihi kami, mohon anugerah-Mu, mampukanlah kami melihat musim-musim kehidupan dengan pengertian dari Engkau. Beri kami belas kasihan-Mu, agar kami tidak lelah berharap pada Engkau. Amin.