Ketika Tuhan Marah

Minggu, 29 September 2019

Bacaan hari ini: Amos 2:4-16 | Bacaan setahun: Mazmur 141-144



“Karena tiga perbuatan jahat Yehuda, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku: Oleh karena mereka telah menolak hukum TUHAN, dan tidak berpegang pada ketetapan-ketetapan-Nya, tetapi disesatkan oleh dewa-dewa...” (Amos 2:4)

Apakah Tuhan bisa marah? Bisa, namun kemarahan Tuhan berbeda dari kemarahan manusia. Kemarahan kita sering berkaitan dengan keinginan atau harapan pribadi yang tidak terpenuhi. Kemarahan Tuhan adalah karena sesuatu bertentangan dengan kebenaran. Dalam Amos 2, Tuhan menunjukkan kemarahan-Nya atas kesalahan yang terus-menerus dilakukan oleh umat-Nya, yaitu Yehuda dan Israel.

Dikatakan bahwa Tuhan marah pada Yehuda karena menolak hukum Tuhan dan justru percaya kepada dewa-dewa kebohongan (ay. 4-5). 2 Raja 17:19 dan Yehezkiel 20:24 menjelaskan lebih lengkap, yaitu bahwa umat Yehuda mengikuti umat Israel, tidak melakukan perintah Tuhan dan tidak memperhatikan hari Sabat, menyembah berhala. Mereka gagal menjaga kehidupan rohani sehingga berujung pada pelanggaran moral. Tuhan menyatakan kemarahan-Nya pada Israel (ay. 6-16) ketika mereka menjual sesama demi uang dan barang, merendahkan dan mengambil keuntungan dari orang lemah, memutar-balikkan kebenaran, dosa seksual, bersenang- senang di atas penderitaan orang lain. Demikian banyak dosa sosial yang bermuara dari sikap tidak bersedia menyembah Tuhan. Atas sikap mereka, Tuhan mengingatkan bahwa Dialah yang telah mengalahkan orang Amori, musuh mereka dan bahwa Tuhan telah mengutus nabi untuk menunjukkan jalan yang benar kepada mereka. Namun, justru mereka melarang para nabi itu untuk menyampaikan pesan Tuhan. Bagian akhir menunjukkan kemarahan Tuhan dilajutkan penghukuman-Nya atas pelanggaran umat-Nya, bahwa Tuhan akan mengambil semua yang menjadi kebanggaan mereka, yaitu tanah dan kekuatan, yang Tuhan anugerahkan.

Hal ini menjadi sebuah refleksi pribadi bagi orang percaya. Kehidupan yang kita jalani seharusnya terus-menerus dibangun di atas penyembahan kepada Tuhan, dalam segala tindakan. Ketika kita menjaga relasi dengan Tuhan, maka kehidupan sosial kita akan terus-menerus diarahkan kepada kebenaran. Kiranya Tuhan menolong kita, bukan takut kepada kemarahan Tuhan, melainkan untuk hidup sesuai dengan kebenaran Tuhan.

STUDI PRIBADI : Apakah yang menjadi teguran nabi Amos bagi Yehuda? Apakah tujuan dari teguran itu?

Pokok Doa : Berdoa bagi umat Tuhan agar mereka tetap menjaga kehidupan kudus di hadapan Tuhan. Roh Kudus Tuhan memampukan umat Tuhan hidup kudus dan setia hanya kepada-Nya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *