Senin, 16 September 2019
Bacaan hari ini: Hosea 5:15-7:2 | Bacaan setahun: Mazmur 108-110, Wahyu 16
“Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.” (Hosea 6:4)
Hosea 6
Efraim tidak mau bertobat
Mazmur 108
Syukur dan doa
Mazmur 109
Doa seorang yang kena fitnah
Mazmur 110
Penobatan raja imam
Wahyu 16
Ketujuh malapetaka
Pada umumnya, saat seseorang bertobat, ada perasaan bersalah dan dukacita mendalam di dalam dirinya oleh karena segala kesalahan dan dosanya. Namun, tidak semua perasaan bersalah dan orang yang menangisi dosanya pada akhirnya menunjukkan sikap bertobat sejati. Demikianlah sesungguhnya yang terjadi dengan bangsa Israel pada waktu itu. Memang kelihatannya mereka menunjukkan keinginan untuk bertobat dan mau berbalik kepada Allah (5:15; 6:1).
Namun sayang, keinginan untuk bertobat itu tidak berlangsung lama. Keinginan itu hanya sesaat saja. Kitab Hosea menuliskan: “Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar” (6:4). Hal itu terlihat dari cara mereka melaksanakan segala upacara keagamaan mereka. Sekali waktu mereka mau taat kepada kehendak Allah dan setia pada tekadnya, tetapi tidak lama kemudian melupakannya. Mereka pernah menunjukkan kasih kepada Allah, tapi kasih itu tidak pernah bertahan lama. Mereka mudah berubah-ubah akan kasih dan setianya kepada Allah.
Ternyata seluruh kegiatan keagamaan yang mereka lakukan hanyalah sebuah ritualitas yang bersifat formalitas dan tidak mempunyai makna dan dampak yang berarti dalam kehidupan mereka sehari-hari. Karena, mereka masih berlaku jahat, menindas, bahkan membunuh sesamanya (6:6, 8-10; 7:1-2). Bukan itu saja, mereka juga menolak untuk diajar (7:5). Karenanya, tidak heran jika Allah begitu kecewa terhadap mereka. Itulah alasan Allah bangkit melawan dan menghancurkan mereka (7:8-14). Sesungguhnya, Allah menghendaki agar mereka sungguh-sungguh bertobat dan bukan “TOMAT”, alias “sebentar TObat, sebentar kuMAT.”
Marilah kita merefleksikan diri kita, apakah bagian firman Allah, yang kita sedang renungkan ini, juga menggambarkan keberadaan dan ibadah kita kepada Allah pada saat ini? Marilah kita memiliki hati yang sungguh- sungguh bertobat atas segala kesalahan dan dosa kita kepada Allah. Jangan mengecewakan Allah dengan berlaku “TOMAT” (sebentar TObat, sebentar kuMat).
STUDI PRIBADI :
(1) Apakah pertobatan Israel adalah pertobatan yang sesungguhnya ?
(2) Apakah yang sesungguhnya Tuhan kehendaki untuk kita lakukan di dalam kehidupan kita ?
Berdoalah : Tuhan ampuni kami, bila kehidupan kami tidak sesuai dengan apa yang Engkau firmankan. Tuntun kami supaya kami tetap setia bersandar dan berharap kepada-Mu dalam hidup ini, Amin.