Allah Sang Sumber Bijaksana

Sabtu, 31 Agustus 2019

Bacaan hari ini: Daniel 2 | Bacaan setahun: Mazmur 75-76

 

“Kemudian pulanglah Daniel dan memberitahukan hal itu…, dengan maksud supaya mereka memohon kasih sayang kepada Allah semesta langit mengenai rahasia itu, supaya Daniel dan teman-temannya jangan dilenyapkan…” (Daniel 2:17-18)

Bijaksana manusia tentu saja terbatas. Misal, ada permintaan yang dianggap terlalu berat untuk dipenuhi, namun bila tidak memenuhi, nyawa menjadi terancam. Itulah yang dialami oleh seluruh orang bijak negeri Babel, termasuk Daniel dan teman-temannya.

Hikmat dan bijaksana yang dimiliki oleh orang-orang pada masa itu tidak mampu menjawab permintaan raja Nebukadnezar tentang mimpinya. Dalam konteks negeri Babel, terlihat bahwa Daniel dan teman-temannya termasuk dalam kalangan orang bijak, meskipun mereka berstatus bangsa Israel yang ada dalam pembuangan. Keahlian mereka tentu saja membuat mereka memiliki akses untuk bertemu dan berkomunikasi dengan raja. Namun sayang, ketika raja mulai gusar akan mimpinya, ekspektasi terhadap para orang bijak yang dimilikinya menjadi tidak masuk akal. Pada akhirnya, ancaman kematian tentu saja diputuskan raja kepada mereka apabila tidak dapat mengartikan mimpi raja.

Namun Daniel tidak gentar, oleh karena ia tahu bahwa ada Allah yang merupakan sumber bijaksana, yang dapat melakukan perkara besar yang melampaui akal manusia. Maka dari itu, Daniel mengajak Hananya, Misael, dan Azarya untuk berdoa memohon kepada Tuhan sang sumber bijaksana itu untuk dapat menolong mereka serta seluruh orang bijaksana di Babel yang terancam nyawanya (ay. 17-18). Akhirnya Daniel dapat mengartikan mimpi raja dengan pertolongan dan bijaksana yang berasal dari Tuhan. Arti dari mimpi tersebut juga menunjukkan bahwa kerajaan Allah jauh melampaui kerajaan dunia termasuk kerajaan raja Nebukadnezar. Daniel mendapat penghargaan oleh karena pikirannya yang terus mengandalkan Tuhan sang sumber bijaksana.

Kehidupan saat ini kadang membuat kita merasa mampu untuk mengandalkan kemampuan diri sendiri. Kita cenderung tidak lagi mengandalkan Tuhan yang merupakan sumber pengetahuan dan sumber bijaksana. Bila kita ingin menjadi bijak, mintalah hal itu dari Tuhan karena semua kebijaksanaan di dunia berasal dari Allah.

STUDI PRIBADI : Apakah pengertian mimpi membuat raja Nebukadnezar percaya kepada Tuhan atau sekadar kagum? Apakah kita percaya bahwa Allah adalah sumber bijaksana ?

Pokok Doa : Mintalah kepada Tuhan agar kita diberikan kebijaksanaan dalam mengatasi persoalan ataupun pergumulan hidup, mintalah hikmat Tuhan untuk dapat mengambil keputusan dengan benar.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *