Ibadah Yang Kudus

Senin, 26 Agustus 2019

Bacaan hari ini: Yehezkiel 44 | Bacaan setahun: Mazmur 62-64, Yudas



“Mereka tidak akan mendekati Aku untuk melaksanakan tugas imam di hadapan-Ku ataupun mendekati segala barang-Ku yang kudus...; mereka akan menanggung nodanya yang timbul karena perbuatan-perbuatan mereka yang keji.” (Yeh. 44:13)

Setiap perusahan yang memproduksi barang selalu memiliki standar kualitas yang konsisten. Mengapa demikian ? Karena standar kualitas itu sangat menentukan hasil dari suatu produksi. Apabila terhadap manusia tuntutannya sedemikian, maka seharusnya terhadap Allah Raja alam semesta, Pencipta seluruh alam semesta dan yang telah menebus kita dengan memberi keselamatan, harusnya bisa lebih dari itu. Terkait dengan ibadah, setiap umat Allah harus memberikan yang terbaik kepada Allah. Setiap kita tidak boleh serampangan dan beribadah dengan asal-asalan.

Dalam nas yang hari ini kita baca, kita melihat Allah mengkritik ibadah Israel yang dilakukan serampangan. Dua hal yang dikritik Tuhan di dalam ibadah Israel. Yang pertama, mereka mengizinkan orang asing yang tak bersunat untuk beribadah dan mempersembahkan korban yang najis di hadapan Tuhan (ay. 7). Yang kedua, para imam Lewi yang menyembah berhala melakukan ritual ibadah padahal hati mereka sudah menyimpang dari kebenaran (ay. 10). Tuhan mau agar ibadah dikelola dan dijalankan oleh orang-orang yang hidup benar. Kehidupan rohani yang baik selalu mendahului pelayanan rohani yang baik. Di ayat 15, Tuhan memilih orang Lewi keturunan bani Zadok untuk menjalankan tugas pelayanan di bait suci karena hidup di dalam kekudusan. Merekalah yang layak menghampiri meja kudus Tuhan dan menyelenggarakan kebaktian di bait suci.

Bagaimana sikap kita di dalam ibadah? Adakah kita menjalankan dan mengikuti ibadah dengan asal-asalan? Sebagai pelayan Tuhan di gereja, adakah kita menjaga hidup kita bersih dan berkenan kepada Tuhan? Siapa bilang Tuhan menerima persembahan dan pelayanan yang dilakukan secara sembarangan? Tuhan menghendaki persembahan, ibadah dan pelayan-pelayan ibadah yang hidup bersih dan beribadah kepada Tuhan dengan segala ketulusan dan kekudusan hidup.

STUDI PRIBADI :
(1) Bagaimana sikap kita beribadah? Apakah kita menghormati Allah atau sekadar beribadah karena kebiasaan ?
(2) Berdoalah agar Tuhan membaharui semangat ibadah kita. Agar kita menguduskan hidup kita sehingga ibadah kita diterima oleh Allah.

Pokok Doa : Doakanlah para pendeta dan hamba Tuhan yang melayani di gereja. Doakan agar hidup mereka kudus dan dilayakkan untuk melayani Tuhan yang sempurna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *