Senin, 05 Agustus 2019
Bacaan hari ini: Yehezkiel 22 | Bacaan setahun: Mazmur 10-12, Ibrani 13
“Maka engkau akan dinajiskan di hadapan bangsa-bangsa karena kesalahanmu sendiri, dan engkau akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.” (Yehezkiel 22:16)
Dalam kehidupan sebagai umat Allah, bisa mengenal-Nya merupakan anugerah yang luar biasa. Namun bukan hanya merupakan anugerah saja, tetapi juga kewajiban kita untuk mau mengenal Allah. Allah senang ketika umat-Nya berusaha mengenal Ia, seperti seorang anak berusaha mengenal ayahnya. Pengenalan kita akan Allah tentu kita dapat dari Firman Tuhan, juga perjalanan hidup bersama-Nya. Seperti apakah Allah yang kita kenal? Dalam kitab Yehezkiel, Allah menyingkapkan pribadi-Nya yang sangat tegas.
Kitab Yehezkiel ditulis oleh Yehezkiel. Banyaknya kata ganti “aku” menunjukkan indikasi yang kuat bahwa memang bagian ini ditulis oleh Yehezkiel sendiri. Yehezkiel menulis kitab ini dalam beberapa rentang waktu: 1) tujuh tahun sebelum pembuangan ke Babel; dan 2) lima belas tahun setelah pembuangan di Babel. Yehezkiel 22 ini berada pada masa tujuh tahun sebelum pembuangan ke Babel. Pada masa sebelum pembuangan ke Babel, Yehezkiel mencatat akan berbagai dosa bangsa Israel, di antaranya; pemerasan terhadap orang asing dan penindasan (ay. 7), banyak pemfitnah (ay. 9), makan daging persembahan dan melakukan berbagai ke-mesum-an (ay. 9) Namun dari semua dosa tersebut, bangsa Israel melupakan Allah.
Selanjutnya dari bagian ini menuliskan hukuman-hukuman yang akan ditimpakan kepada bangsa Israel. Bangsa ini sudah menjadi “sanga” (sisa atau kotoran logam yang akan dilebur lagi untuk dihilangkan). Allah sangat marah terhadap bangsa Israel sampai ingin membumihanguskan mereka. Inti dari amarah Allah ini menunjukkan eksistensi-Nya yang sudah lama dilupakan, bahkan dihina oleh bangsa pilihan-Nya sendiri.
Pada posisi sekarang, kita bersyukur karena ada Yesus yang telah menebus dosa kita menjadi “pendiri tembok” supaya dosa kita diampuni. Namun bukan berarti kita tidak bertobat dan terus melupakan Allah. Mari kita kembali kepada Allah karena Allah kita adalah Allah yang tegas dan tidak suka untuk dilupakan oleh umat yang dikasihi-Nya.
STUDI PRIBADI : Allah kita adalah sabar dan pengasih, sekaligus tegas. Meski penebusan Kristus ada bagi kita, berusahalah untuk tidak mendukakan hati Allah.
Pokok Doa : Berdoalah kepada Allah dan mohonlah hikmat pengenalan yang semakin hari semakin dalam akan keberadaan Allah, karena Allah senang ketika umat-Nya berusaha mengenal-Nya.