Selasa, 22 Juli 2019
Bacaan hari ini: Yehezkiel 9 | Bacaan setahun: Ayub 17-19, Filemon 1
“Sedang mereka memukuli orang-orang sampai mati — waktu itu aku tinggal di belakang – aku sujud dan berseru, kataku: Aduh, Tuhan ALLAH, apakah Engkau memusnahkan seluruh sisa Israel di dalam mencurahkan amarah-Mu atas Yerusalem?” (Yehezkiel 9:8)
Bayangkan sebuah negara tanpa keadilan! Mereka yang berbuat jahat seenaknya makin merajalela dan mereka yang berbuat baik semakin ditindas. Pastilah keadaan yang demikian akan membuat negara itu hancur oleh dirinya sendiri. Tidaklah mungkin negara yang baik akan membiarkan kejahatan ada, yang dilakukannya adalah menegakkan keadilan, menghukum yang bersalah, dan memberikan tempat tertinggi bagi warga negaranya yang hidup baik dan penuh keadilan.
Hal yang sama dilakukan Tuhan Allah kepada bangsa Israel. Melalui penglihatan kepada Yehezkiel, Ia memperlihatkan penghukuman kepada mereka akibat dosa-dosa yang mereka lakukan. Digambarkan setidaknya ada 6 orang laki-laki yang menggambarkan perselingkuhan bangsa Israel terhadap dewa-dewa di sekitar mereka yang kemudian secara simbolis justru akan membawa penghukuman kepada diri mereka secara besar- besaran (ay. 2-7). Menariknya, ketika hal ini terjadi justru kemuliaan Allah dinyatakan (ay. 3). Penghukuman dimulai dengan kehancuran Bait Suci yang menjadi simbol hadirnya kemuliaan Allah, yang mana menunjukkan kemuliaan Allah bukan sekadar tempat, tetapi ketika keadilan dinyatakan.
Meski demikian, Allah masih berbelas kasihan kepada Israel dengan menyisakan sisa-sisa bangsa yang taat kepada-Nya (ay. 8). Bagi mereka yang hidupnya berpaut kepada Allah, Ia menyisakan ruang kasih-Nya dan menyelamatkan mereka.
Belajar dari nubuatan ini terhadap hidup kita sekarang ini adalah bagaimana Allah adalah Allah yang mulia yang penuh dengan kasih namun juga penuh dengan keadilan. Seseorang yang dikasihi-Nya yaitu umat-Nya bisa Ia hukum dengan keras ketika umat-Nya terus-menerus hidup bebal di hadapan-Nya. Menjadi refleksi bagi kita semua adalah apakah kita umat yang ditebus-Nya sama seperti Israel yang hidup di dalam kebebalan terus- menerus atau menghargai kasih karunia itu dengan memberikan hidup yang penuh kasih dan keadilan?
STUDI PRIBADI : Yehezkiel 9 adalah nubuatan yang paralel dengan 2 Tawarikh 36:11-21. Apakah kehancuran Israel khususnya Yerusalem membawa dampak positif bagi Israel ?
Pokok Doa : Berdoalah agar anak-anak Tuhan menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran. Orang tua boleh mendidik anak-anak untuk hidup takut akan Tuhan sedari kecil, dengan belajar firman Tuhan.