Akulah Tuhan

Minggu, 20 Juli 2019

Bacaan hari ini: Yehezkiel 7 | Bacaan setahun: Ayub 11-13, Titus 2

 

“…Aku akan perbuat terhadap mereka selaras dengan tingkah lakunya dan Aku akan menghakimi mereka selaras dengan cara mereka menghakimi. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN…” (Yehezkiel 7:27)

Kehidupan saat ini, seringkali membuat kita tidak menyadari betapa Allah sangat membenci dosa. Segala kemudahan, kesuksesan dan kenyamanan hidup telah membuat kita melupakan Allah. Bahkan ketika penderitaan dan kesesakan hidup menghampiri kita, kita seringkali tidak mau peduli lagi untuk mengiring Tuhan dalam kehidupan.

Pasal 7 ini merupakan nubuatan Yehezkiel tentang kehancuran total bangsa Israel. Dan berita itu disampaikan dengan berulang-ulang kepada bangsa Israel ketika mereka berada dalam pembuangan. Dan berita yang disampaikan adalah: mengenai kesudahanmu telah tiba (ay. 2-4), bencana telah tiba (ay. 5-9), harinya telah tiba (ay. 10,11) dan waktunya telah tiba (ay. 12, 13). Pembagian ini dituliskan dengan penuh ratapan dan tangisan, mengingat bahwa bangsa Israel ini adalah bangsa yang dipilih Allah dan dituntun keluar dari Mesir, sedangkan kota Yerusalem merupakan kota yang Allah pilih, dan di situ Nama-Nya akan dipermuliakan. Oleh sebab itu, dalam setiap seruan yang disampaikan oleh Yehezkiel, sangat menekankan keberadaan Allah yang berdaulat dan menegaskan bahwa hanya Dia, satu-satunya Allah, yang keberadaan-Nya dari kekal sampai kekal. Dengan demikian, murka yang disampaikan Allah kepada bangsa Israel merupakan sebuah kenyataan bahwa Allah adalah Allah yang tidak akan berkompromi dengan dosa dan tidak akan menahan hukuman-Nya kepada umat-Nya yang berkelakuan keji dengan segala perbuatan yang melanggar perintah-Nya.

Marilah kita menyadari bahwa ketika kita, umat-Nya, terus-menerus hidup dalam dosa dan tanpa ada sedikitpun hati kita ingin bertobat dari segala kejahatan kita, maka ketahuilah bahwa cepat atau lambat, hukuman Tuhan itu pasti datang menimpa kehidupan kita. Oleh sebab itu, selama ada waktu dan kesempatan, marilah kita selalu hidup dalam pertobatan yang sungguh-sungguh. Supaya dalam hidup ini, kita tidak selalu menaruh Tuhan “di bangku belakang” kita.

STUDI PRIBADI :
(1) Dalam bagian ini, apakah nubuatan Yehezkiel terhadap bangsa Israel?
(2) Mengapa demikian harus terjadi?

Pokok Doa : Tuhan Yesus, ampunilah kami, jika sebagai umat-Mu kami masih hidup di dalam dosa-dosa kami. Ajarlah kami untuk senantiasa hidup seturut kehendak-Mu, Amin.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *