Allah Sang Penebus Dan Pembebas

Jumat, 03 Mei 2019

Bacaan hari ini: Yesaya 47 | Bacaan setahun: 2 Samuel 13-14, Roma 6

 

“Aku akan mengadakan pembalasan dan tidak menyayangkan seorangpun, kata Penebus kami, TUHAN semesta alam nama-Nya, Yang Mahakudus, Allah Israel.” (Yesaya 47:3b-4)

Kitab Yesaya bagian ini menuliskan tentang nubuatan atas Babel. Pada saat itu, Israel mengalami pembuangan ke Babel, mereka mengalami tekanan dan penjajahan oleh Babel. Babel adalah kerajaan yang raja dan rakyatnya mementingkan diri sendiri dan angkuh (Yes. 47:8, 10). Penindasan kaum yang lebih lemah adalah hal yang biasa mereka lakukan. Penduduk Babel hidup dalam kenikmatan hawa nafsu dan juga penyembahan kepada dewa Baal. Selain menyembah ilah-ilah asing, Babel juga banyak menggunakan ilmu sihir; mereka biasa menggunakan jampi-jampi dan mantra-mantra (Yes. 47:10, 12-13).

Karena dosa-dosa Babel, maka bangsa Babel ditetapkan Tuhan untuk dihukum (Yes. 47:9, 11). Mereka yang hidup tidak setia mengikut Allah yang benar, yang memilih untuk mengabaikan kekudusan-Nya, akan menerima murka Allah. Allah akan menghancurkan dan menunggang-balikkan Babel karena segala kejahatan yang dilakukannya di hadapan Tuhan.

Penulis Kitab Yesaya menyebutkan Allah sebagai Penebus dan Yang Mahakudus (Yes. 47:3b-4). Kedua karakter/sifat Allah sebagai Pembebas dan Mahakudus adalah inti yang hendak ditonjolkannya. Dia yang pasti murka akan dosa karena kekudusan-Nya, Dia yang mengasihi umat-Nya dan pasti akan membebaskan mereka dari yang jahat, secara beriringan diungkapkan oleh penulis. Tujuannya adalah untuk menguatkan orang Israel, bahwa di tengah ketidakadilan dan kejahatan yang dilakukan oleh Babel, mereka tidak perlu putus asa. Tuhan adalah Pembela mereka, Dia pasti menyediakan kebebasan bagi umat-Nya dan penghukuman bagi mereka yang hidup berbalik dari kebenaran-Nya. Bangsa Israel diminta untuk tetap setia kepada Tuhan, tidak terpengaruh dengan kebudayaan penyembahan berhala di sekitar mereka.

Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa di tengah ketidakadilan dan tekanan hidup karena melakukan kebenaran Tuhan, kita tidak perlu frustasi ataupun putus harapan. Tuhan, Allah yang berjanji pasti membebaskan kita selama kita bersedia untuk hidup benar dan setia menanti waktu-Nya.

STUDI PRIBADI :
(1) Dalam hal apa, Anda menantikan kebebasan Tuhan ?
(2) Bagaimana Anda dapat tetap setia menantikan pertolongan Tuhan bagi Anda?

Pokok Doa : Doakan agar Anda dan keluarga bersama-sama menghidupi kebenaran Tuhan dengan setia dan berkomitmen untuk menyembah Allah yang benar tanpa kompromi dengan ilah lain, ramalan, orang pintar, dsb.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *