Murah Hati

Sabtu, 09 Maret 2019

Bacaan hari ini: Pengkhotbah 11 | Bacaan setahun: Bilangan 35-36, Lukas 24


“Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.” (Pengkhotbah 11:1)

generous-min

Sebuah perkataan bijak: “Hidup kita akan selalu penuh makna jika hati kita selalu mau memberi.” Salomo dalam masa tuanya juga memberi nasihat agar kita memiliki kemurahan hati dalam hal memberi.

Dalam ayat 1 ini, Salomo mengatakan, “Lemparkanlah rotimu ke air…” Hal menarik dari yang apa disampaikan Salomo, melemparkan roti ke air, adalah hal yang tidak lazim. Salomo hendak mengajarkan perihal memberi yang berbeda dengan yang umumnya dunia lakukan. Apa yang dapat kita pelajari dari perkataan Salomo?

(1). Roti adalah kebutuhan utama. Salomo mengajarkan kepada kita untuk bermurah hati dalam memberi,—bukan hanya kepada orang-orang yang kita sukai, orang-orang yang dekat dengan kita, atau orang-orang yang baik dengan kita (Luk. 6:33),—tapi kepada orang yang membutuhkan. Bermurah hati memberi bukan dari yang sisa-sisa, yang tidak kita suka, tapi memberikan yang terbaik dari yang bisa kita berikan. Mother Teresa pernah berkata: “Satu hal yang saya minta dari Anda: Jangan pernah takut untuk memberi, tapi jangan memberi dari kelebihan Anda. Berikan dimana hal itu sukar bagi Anda.” (2). Bermurah hatilah memberi tanpa pamrih. Memang Salomo berkata, “…maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.” Salomo hendak mengingatkan setiap kita bahwa Tuhan memelihara hidup kita. Kita tidak akan pernah berkekurangan karena memberi. Tuhan pasti akan memperhitungkan kemurahan hati yang kita lakukan. (3). Untuk bermurah hati, tidak perlu banyak pertimbangan. Apabila kita disibukkan dengan begitu banyak pertimbangan, maka kita tidak akan pernah berbuat sesuatu untuk bermurah hati (ay. 4).

Tuhan memberikan berkat kepada kita bukan hanya untuk kita miliki sendiri, namun Tuhan mau memakai kita untuk menyalurkan berkat Tuhan tersebut untuk orang yang membutuhkan. Memberi bukanlah mengurangi berkat kita dari Tuhan, melainkan mengembalikan berkat orang lain yang dititipkan Tuhan kepada kita. Marilah kita rindu untuk memberikan dengan murah hati.

STUDI PRIBADI : (1) Apa saja motivasi orang ketika memberi ? (2) Apakah artinya “memberi dengan murah hati ?” Pokok Doa : Berdoalah agar setiap jemaat Tuhan dapat mensyukuri berkat Tuhan yang diterima, namun juga dapat menyalurkan berkat Tuhan itu untuk orang yang membutuhkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *