Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 27
“Yotam menjadi kuat, karena ia mengarahkan hidupnya kepada TUHAN, Allahnya.” (2 Tawarikh 27:6)
Ketika menjalani hidup, kita diperhadapkan dengan dua pilihan. Satu, untuk hidup takut akan Tuhan, dan yang kedua adalah untuk hidup jauh dari Tuhan. Masing-masing pilihan kita mengakibatkan sebuah konsekuensi. Pada renungan kita hari ini, kita akan belajar dari salah satu raja yang memilih untuk hidup takut akan Tuhan.
Raja Yotam adalah raja yang menggantikan raja Uzia. Kata “Yotam” ini berarti Allah adalah sempurna. Nama yang diberikan kepada raja Yotam bermakna bahwa ia memiliki Allah yang sempurna, yang selalu menyertai, dan di sisi lain, Allah yang kudus dan tidak bercacat. Raja Yotam adalah raja yang mengasihi Allah. Dia tidak berkompromi dengan melakukan praktik-praktik penyembahan berhala. Selama 16 tahun raja Yotam memimpin Yehuda, ia melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Meskipun rakyat melakukan hal yang menyimpang dari hukum Tuhan, raja Yotam tidak turut berbalik dari Tuhan. 2 Tawarikh 27:2 menuliskan: “Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Uzia, ayahnya, hanya ia tidak memasuki Bait TUHAN. Tetapi rakyat masih saja melakukan hal yang merusak.” Raja Yotam adalah raja yang setia kepada Tuhan sampai akhir hidupnya.
Karena kesetiaannya, Allah memberkati kerajaan Yehuda pada masa pemerintahan raja Yotam. Kejayaan dialami oleh Yehuda, bangsa Amon berhasil ditundukkan (2Taw. 27:5). Allah memberkati raja Yotam sehingga pemerintahannya tergolong pemerintahan yang kuat. Karena hatinya takut akan Tuhan, maka Tuhan memberkati raja Yotam.
Dalam hidup kita, kitapun perlu belajar seperti raja Yotam yang tetap setia kepada Tuhan, meskipun orang banyak di sekitar kita telah tidak setia dan memilih untuk hidup jauh dari Tuhan. Hendaknya dalam setiap hal yang kita lakukan, marilah kita tetap setia kepada-Nya dan berusaha untuk selalu menyenangkan Dia. Mari kita berbakti hanya kepada Tuhan dan berusaha menaati segala hukum-Nya.
STUDI PRIBADI: (1) Adakah peristiwa di mana kita sulit untuk tetap takut kepada Tuhan? (2) Bagaimana kita memelihara hati yang takut akan Tuhan?
DOAKAN BERSAMA: Pokok Doa: Berdoalah supaya hati kita dan keluarga senantiasa memiliki hati yang takut akan Tuhan, mau hidup senantiasa memuliakan nama-Nya dan ada dalam kehendak-Nya.