Sabtu, 15 Juni 2019
Bacaan hari ini: Yeremia 25 | Bacaan setahun: 1 Tawarikh 27-29, Galatia 4
“Juga janganlah kamu mengikuti allah lain untuk beribadah dan sujud menyembah kepadanya; janganlah kamu menimbulkan sakit hati-Ku dengan buatan tanganmu, supaya jangan Aku mendatangkan malapetaka kepadamu.” (Yeremia 25:6)
Beberapa dari kita mungkin adalah orang tua atau pernah merasakan memiliki orang tua. Adalah pemandangan yang wajar, ketika anak melakukan kesalahan, orang tua memarahinya, dan tidak jarang diikuti ancaman kepada anaknya, “Jika kamu tidak mau patuh pada mama dan papa, nanti tidak akan mama dan papa belikan mainan lagi!” Ancaman semacam ini terkadang begitu sering dilontarkan oleh orang tua, namun tidak pernah dilakukan, sehingga anak yang awalnya takut menjadi kebal karena sudah biasa mendapatkan ancaman-ancaman kosong.
Namun, hal ini sangat berbeda dengan Allah kita. Dalam Yeremia 25:3, Yeremia menuliskan bahwa sudah 23 tahun Yeremia telah memperdengarkan dan memberitakan mengenai penghukuman bagi bangsa Israel, apabila bangsa Israel tidak berbalik kembali kepada Allah. Namun demikian, bangsa Israel tetap tidak mau mendengarkan dan taat. Allah sangat merindukan bangsa Israel untuk bertobat dari perbuatan mereka yang jahat, yaitu tidak beribadah kepada allah lain, sehingga tidak melukai hati Allah. Namun mereka tetap melukai hati Allah dengan berbuat kejahatan dan menyembah allah lain. Allah memberikan ancaman; dalam ayat 8-13 terdapat 3 kali frasa, “Aku akan…” Ketiga frasa ini menunjukkan sebuah nubuatan penghancuran Israel oleh Babel. Bangsa Israel benar-benar mengalami pembuangan di Babel selama 70 tahun.
Ancaman Tuhan berbeda dengan ancaman manusia, Allah sangat serius terhadap apa yang Dia katakan. Setiap peringatan dan hukum Allah sangat nyata. Jika kita hari ini yang telah menerima pendamaian dari Allah melalui Yesus Kristus, hendaknya kita bersyukur dan tidak hidup semena-mena. Pendamaian melalui Yesus bukan berarti kita dapat mengabaikan perintah dan hukum-hukum Allah, tetapi kita harus hidup semakin serius. Anugerah keselamatan yang kita terima seharusnya mengubah motivasi kita dari yang seharusnya takut akan hukuman Allah menjadi rasa syukur. Marilah kita tetap patuh dan hormat akan Allah kita.
STUDI PRIBADI : Hukuman dan peringatan Tuhan itu adalah nyata adanya. Bagaimana kita meresponinya dalam hidup kita ?
Pokok Doa : Berdoalah bagi hidup kita dan umat Tuhan. Kiranya Tuhan memberikan kerendahan hati dalam kita menjalani hidup ini; dan apabila kita berjalan dalam dosa, kiranya Tuhan yang menuntun kita kembali.