Minggu, 21 April 2019
Bacaan hari ini: Yesaya 35 | Bacaan setahun: 1 Samuel 16-18, Kisah Para Rasul 22
”Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.” (Yesaya 35:5)
Hidup ini tidak sesulit yang kita bayangkan, tapi tidak semudah yang kita pikirkan. Sejak dahulu kala, hidup penuh dengan pergumulan, dan masing-masing orang punya kesusahan dan pergumulannya sendiri. Bangsa Israel pada zaman nabi Yesaya juga ada dalam kesusahan karena pembuangan mereka. Keadaan Israel digambarkan seperti gurun dan padang yang kering, tangan yang lesu, lutut yang goyah. Namun dalam keadaan yang seperti demikian ini, nabi Yesaya membawa kabar sukacita bagi umat Tuhan, bahwa akan datang kelak keselamatan yang melepaskan mereka dari semua kesusahan itu.
Yesaya menjelaskan bahwa ketika keselamatan dari Tuhan yang akan digenapi oleh Mesias anak Allah tiba, maka keadaan akan berbanding terbalik. Padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak. Ini adalah gambaran kebahagiaan Israel ketika mereka kembali dari pembuangan. Personifikasi yang diberikan oleh penulis kitab kepada alam ciptaan Tuhan, menggambarkan suasana hati yang terjadi pada jiwa yang sudah diselamatkan, menggambarkan suasana hati yang bersukacita. Alasan sukacita itu adalah kedatangan Tuhan (ayat 4) yang akan menyelamatkan umat-Nya.
Penggambaran menyenangkan ini begitu kontras dari penggambaran kegelisahan yang ada dalam pasal sebelumnya. Pada pasal sebelumnya menggambarkan kehancuran bangsa-bangsa, sementara pasal ini menggambarkan Israel pulang dengan kemenangan melalui padang belantara yang sedang mekar. Ketika keselamatan itu datang, maka keadaan akan dipulihkan. Orang lumpuh akan melompat, orang buta akan dicelikkan, orang tuli akan mendengar. Hal ini akan terbukti ketika Yesus sang Mesias yang sedang dinubuatkan Yesaya ini datang ke dunia.
Penggambaran yang diberikan Yesaya ini bukan hanya berlaku bagi Israel, tapi bagi semua orang yang sudah diselamatkan. Kita di dunia tetap merasakan pergumulan dan kesulitan, tapi kita akan menjalaninya dengan sukacita. Di dunia yang penuh dosa dan kekecewaan ini, anak Tuhan terus bersukacita karena kekuatan datang dari Tuhan.
STUDI PRIBADI : Bagaimana seharusnya anak Tuhan menjalani hidup di dunia ini ?
Pokok Doa : Berdoalah supaya setiap jemaat Tuhan menjalani kehidupan ini dengan kekuatan dan sukacita dari Tuhan saja. Dalam keadaan apapun, kita percaya ada tangan kuat kuasa Tuhan menopang, Amin.