Minggu, 17 Maret 2024
“Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku?” (Matius 20:15)
Pembahasan: Matius 20:16 | Bacaan setahun: Matius 20:1-16
Matius 20 : 16
16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”
Matius 20 : 1-16
Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur
1 “Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.
2 Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
3 Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar.
4 Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi.
5 Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
6 Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?
7 Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
8 Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.
9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.
10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.
11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,
12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”
Pemberian hadiah dari seseorang kepada diri kita, sebenarnya mengungkapkan bahwa bukan saja kita tidak patut menerimanya, tetapi menunjukkan kemurahan dari orang yang memberikan hadiah tersebut. Celakanya, yang seringkali menjadi fokus adalah: diri kita yang menganggap layak untuk menerima pemberian (hadiah) tersebut.
Matius mencatat perumpamaan Tuhan Yesus tentang hal Kerajaan Surga, seperti seorang Tuan yang pergi mencari beberapa pekerja dengan waktu yang berbeda-beda, untuk bekerja di ladangnya. Dan pada akhirnya semua pekerja mendapat upah kerja yang sama. Maka di sinilah muncul persoalan yang ditanyakan oleh pekerja yang bekerja di waktu awal karena dirinya mendapat upah yang sama dengan pekerja yang datang terakhir. Apakah Tuannya tidak adil terhadap para pekerjanya? Tentu tidak. Sebab sesuai kesepakatan, memang upah untuk seorang pekerja untuk satu hari, adalah satu dinar, tidak peduli mereka masuk di awal atau di akhir masa kerjanya. Maka, perumpamaan Kristus ini hendak menunjukkan tentang kebaikan hati Tuan kebun anggur yang menggambarkan Allah Bapa yang memanggil, memberi kesempatan dan mengasihi manusia berdosa untuk menjadi pekerja di ladang-Nya, khususnya bagi kita di akhir zaman ini. Di sinilah, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kasih dan anugerah Allah adalah sepenuhnya hak Allah, bukan berdasarkan kerja keras manusia, sehingga Allah berhak memberi menurut kemurahan hati-Nya, bukan menurut yang kita inginkan. Di sisi lain, Tuhan Yesus menegaskan bahwa kesempatan untuk bekerja di ladang-Nya merupakan anugerah bagi mereka yang telah dipanggil-Nya. Oleh sebab itu, pergunakan kesempatan bekerja dengan sungguh-sungguh di manapun kita bekerja dalam kehidupan ini.
Di tengah dunia yang mengedepankan popularitas dan kesuksesan, sebagai umat Allah kita diingatkan agar senantiasa mengisi hidup dengan hati yang selalu bersyukur atas kesempatan yang Allah telah berikan dan panggilan-Nya yang menempatkan kita sesuai rencana-Nya bagi kita.
STUDI PRIBADI: Apa respons kita atas keputusan Tuhan, yang di belakang menjadi yang di depan? Apa yang menghalangi kita untuk selalu bersyukur dan bekerja dengan sungguh-sungguh di bidang pekerjaan yang telah Tuhan berikan kepada kita?
Pokok Doa: Berdoalah bagi generasi muda agar mengedepankan hati yang bersyukur atas anugerah Allah yang mereka. Penerus bangsa Indonesia bertanggung jawab dan dengan hati takut akan Tuhan, memajukan bangsa.
Matius 16 : 15
15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Matius 16 : 16
16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Matius 11 : 29b
29b karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Yohanes 13:18
18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
Yohanes 15 : 16
16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.