Kamis, 07 Maret 2024
“Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: ‘Talitakum,’ yang berarti: ‘Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!’” (Markus 5:41)
Pembahasan: Markus 5:41 | Bacaan setahun: Markus 5:21-24, 35-43
Markus 5 : 21-24, 35-43
21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,
22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya
23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”
24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
Markus 5 : 35-43
35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?”
36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!”
37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.
39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!”
40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.
41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!”
42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.
43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Sebagian besar dari kita pernah menyaksikan sulap atau atraksi yang dilakukan sebuah pertunjukan. Acap kali pertunjukan itu mengundang decak kagum dan sorakan wow yang bergema karena kelihaian sang pemain yang mempertontonkan trik-trik yang mereka latih dan pelajari. Tapi, di antara sulap atau atraksi yang kita saksikan, pernahkah kita menyaksikan ada kuasa yang sanggup membangkitkan orang yang mati?
Hal ini terjadi di tengah masa pelayanan Yesus. Berita mengenai mukjizat yang Yesus lakukan bergema dan mengundang perhatian banyak orang. Di tengah berita yang tersebar, ada seorang kepala rumah ibadat yang menaruh harapan agar Yesus menyembuhkan anaknya yang sedang sakit parah. Akan tetapi ketika dalam perjalanan, datanglah berita bahwa anak tersebut telah mati, sehingga keluarganya berpesan agar Yesus tidak perlu repot untuk datang. Namun Yesus berkata, “Percaya saja.” Sesampainya di sana, Yesus berkata bahwa anak tersebut tidak mati, tetapi sedang tidur. Tentu perkataan ini seperti lelucon bagi orang banyak yang menyaksikan kematian anak tersebut. Namun Yesus masuk, memegang tangan anak itu dan berkata, “Talitakum,” yang berarti, “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Saat itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan. Melihat apa yang terjadi, semua orang yang ada di sana menjadi takjub. Melalui peristiwa ini, Yesus bukan sedang unjuk gigi, namun sedang menunjukkan dan menyatakan ke-mahakuasaan-Nya bukan hanya atas penyakit dan roh jahat, tetapi juga atas kematian dan kehidupan.
Di masa sekarang, mungkin kita tidak lagi menemukan peristiwa serupa. Namun, ketika kita melihat kembali apa yang disaksikan para penulis Alkitab, bahkan ketika melihat perjalanan hidup kita dan apa yang Yesus kerjakan di atas kayu salib, bukankah seharusnya semuanya itu menyadarkan kita akan kemahakuasaan-Nya? Jika pertunjukan sulap dan atraksi bisa mengundang decak kagum kita, dapatkah kita berdecak kagum atas kemahakuasaan Yesus yang telah kita saksikan dalam sejarah dan kehidupan kita? Apakah kita menaruh iman yang teguh kepada Yesus yang Mahakuasa itu?
STUDI PRIBADI: Mengapa kepala rumah ibadat mendatangi Yesus? Apa yang terjadi atas anak perempuan dari kepala rumah ibadat? Apa yang terjadi ketika Yesus menjumpai anak tersebut? Apa yang ingin Yesus sampaikan melalui mujizat yang Ia lakukan?
Pokok Doa: Berdoa agar Roh Kudus menuntun dan menguatkan kita untuk percaya dan berharap kepada Yesus yang berkuasa atas segala hal. Berdoa agar di tengah tantangan dan pergumulan, kita tetap setia kepada Yesus.
Lukas 9 : 59
59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku."
Lukas 9 : 43-46
43 Maka takjublah semua orang itu karena kebesaran Allah.
Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus
(9-43b) Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
44 "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.
Siapa yang terbesar di antara para murid
46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.
Lukas 9 : 48
48 dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."
Yohanes 13:18
18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
Yohanes 15 : 16
16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.