Pertobatan Pura-pura

Sabtu, 17 Juni 2023

“Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.” (Hosea 6:4, TB)


Bacaan hari ini: Hosea 6:1-11 | Bacaan setahun: Hosea 5-6

Setiap pagi selama beberapa hari kabut perlahan-lahan lenyap seiring cahaya matahari naik menyinari perbukitan tempat kami mengadakan pelatihan penginjilan kepada sekelompok pemimpin gereja di wilayah pedalaman Sulawesi Barat. Kabut itu tidak bertahan lama, sekejap, ada lalu lenyap dalam ketiadaan. Pemandangan menakjubkan dan memesona yang menyadarkan akan kebesaran dan kuasa serta indahnya ciptaan Tuhan.

Tuhan menggambarkan pertobatan Efraim dan Yehuda yang setengah hati dengan kabut dan embun pagi. Pada ayat 1-3, dengan penuh semangat himbauan pertobatan didengungkan, bukan sekadar ajakan, tetapi berupa kewajiban, “Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN…” tapi kemudian Tuhan seperti mengeluh kecewa, dua kali Ia bertanya, “Apa yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim, hai Yehuda?” Efraim dan Yehuda tidak berlaku setia, korban mereka hanya tipuan belaka, mereka tidak hendak kenal Tuhan, berlaku khianat dan melangkahi perjanjian, melakukan penumpahan darah, kemesuman dan kenajisan. Ibadah mereka hanya ritual tanpa kedewasaan spiritual. Padahal Tuhan menuntut kasih setia dan pengenalan yang benar akan Dia melebihi semua korban bakaran. Pertobatan mereka hanya pura-pura, di permukaan tanpa kedalaman. Kata tobat yang berasal dari bahasa Arab, berarti berbalik arah, perubahan 180 derajat, dan bukan 360 derajat. Berbalik 360 derajat membawa kembali pada titik yang semula. Pertobatan berbicara tentang perubahan, bukan hanya dalam pengetahuan belaka namun muncul dari kesadaran diri dan dalam hati, yang kemudian dimanisfestasikan ke luar melalui tindakan.

Jadi, meninggalkan hidup lama menuju hidup baru dalam Kristus, ialah pola hidup yang dikehendaki-Nya. Jadi, kalau dulu belum bertobat, percaya Yesus sungguh-sungguh, ia kini berbalik, menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta mengizinkan Yesus berkuasa, menjadi Tuan dan Tuhan atas hidupnya, bukan diri sendiri dan keinginan dagingnya. Ingatlah, pertobatan pura-pura melukai hati Tuhan dan membawa kita pada penghukuman. Maka, berbaliklah dengan sepenuh hati bukan setengah hati!

STUDI PRIBADI: Apa perbedaan: pertobatan sejati dan pertobatan pura-pura? Sudahkah kita mengalami pertobatan sejati? Jika sudah, bersyukurlah dan hidup dalam kebenaran!

Pokok Doa: Berdoa agar jemaat Tuhan mengalami pertobatan sejati, diberi kepekaan dan keberanian hidup menyenangkan hati Tuhan. Gereja Tuhan, tempat umat mendengarkan Firman, untuk hidup sesuai kehendak-Nya.

×

Hosea 6 : 1-3

1 "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.

2 Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.

3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *