Rabu, 10 Mei 2023
“Lihat, Aku akan mengikat engkau dengan tali, sehingga engkau tidak dapat berbalik dari sisi yang satu ke sisi yang lain sampai engkau mengakhiri waktu pengepunganmu itu.” (Yehezkiel 4:8)
Bacaan hari ini: Yehezkiel 4:1-17 | Bacaan setahun: Yehezkiel 4
Yehezkiel 4 : 1-17
Lambang pengepungan kota Yerusalem
1 “Engkau, anak manusia, ambillah sebuah batu bata, letakkan di hadapanmu dan ukirlah di atasnya sebuah kota, yaitu Yerusalem.
2 Ukirlah kota itu dalam keadaan terkepung: dirikan sebuah benteng pengepungan, timbun pula tanah menjadi tembok pengepungan, tempatkan perkemahan tentara dan susun alat-alat pendobrak sekeliling kota itu.
3 Lalu ambillah sebidang besi dan dirikanlah itu di antaramu dengan kota itu menjadi dinding besi, kemudian tujukanlah wajahmu ke arah kota itu, sehingga kota itu dalam keadaan terkepung, dan engkaulah yang mengepung dia. Inilah menjadi lambang bagi kaum Israel.
4 Berbaringlah engkau pada sisi kirimu dan Aku akan menanggungkan hukuman kaum Israel atasmu. Berapa hari engkau berbaring demikian, selama itulah engkau menanggung hukuman mereka.
5 Beginilah Aku tentukan bagimu: Berapa tahun hukuman kaum Israel, sekian harilah engkau menanggung hukuman mereka, yaitu tiga ratus sembilan puluh hari.
6 Kalau engkau sudah mengakhiri waktu ini, berbaringlah engkau untuk kedua kalinya, tetapi pada sisi kananmu dan tanggunglah hukuman kaum Yehuda empat puluh hari lamanya; Aku menentukan bagimu satu hari untuk satu tahun.
7 Tujukanlah wajahmu kepada pengepungan Yerusalem dan kepalkanlah tinjumu kepadanya dan bernubuatlah melawan kota itu.
8 Lihat, Aku akan mengikat engkau dengan tali, sehingga engkau tidak dapat berbalik dari sisi yang satu ke sisi yang lain sampai engkau mengakhiri waktu pengepunganmu itu.
9 Selanjutnya ambillah gandum, jelai, kacang merah besar, kacang merah kecil, jawan dan sekoi dan taruhlah dalam satu periuk dan masaklah itu menjadi roti bagimu. Itulah makananmu selama engkau berbaring pada sisimu, yaitu tiga ratus sembilan puluh hari.
10 Dan makananmu yang harus kaumakan akan ditentukan timbangannya, yakni dua puluh syikal satu hari; makanlah itu pada waktu-waktu tertentu.
11 Air minumpun bagimu akan ditentukan, seperenam hin banyaknya; minumlah itu pada waktu-waktu tertentu.
12 Makanlah roti itu seperti roti jelai yang bundar dan engkau harus membakarnya di atas kotoran manusia yang sudah kering di hadapan mereka.”
13 Selanjutnya TUHAN berfirman: “Aku akan membuang orang Israel ke tengah-tengah bangsa-bangsa dan demikianlah mereka akan memakan rotinya najis di sana.”
14 Maka kujawab: “Aduh, Tuhan ALLAH, sesungguhnya, aku tak pernah dinajiskan dan dari masa mudaku sampai sekarang tak pernah kumakan bangkai atau sisa mangsa binatang buas; lagipula tak pernah masuk ke mulutku ini daging yang sudah basi.”
15 Lalu firman-Nya kepadaku: “Lihat, kalau begitu Aku mengizinkan engkau memakai kotoran lembu ganti kotoran manusia dan bakarlah rotimu di atasnya.”
16 Sesudah itu Ia berfirman kepadaku: “Hai, anak manusia, sesungguhnya, Aku akan memusnahkan persediaan makanan di Yerusalem–dan mereka akan memakan roti yang tertentu timbangannya dengan hati yang cemas; juga mereka akan meminum air dalam ukuran terbatas dengan hati yang gundah-gulana–
17 dengan maksud, supaya mereka kekurangan makanan dan minuman dan mereka semuanya menjadi gundah-gulana, sehingga mereka hancur di dalam hukumannya.
Bagi kita yang lahir di tahun 1990-an ke bawah pasti akan bernostalgia dengan sistem pendidikan sekolah yang cukup keras. Sebagian dari kita mengingat seorang guru bisa menghukum dengan keras anak didiknya. Disiplin yang diterapkan juga dilakukan dengan sangat tegas. Hal itu tentu jarang kita temui dalam pendidikan, saat ini. Meskipun demikian, hukuman yang tegas dan keras secara tidak langsung mendidik murid untuk tidak bermain-main dalam menimba ilmu dan menjadi tahu bahwa kesalahan menimbulkan konsekuensi. Demikian juga kadang Allah mengizinkan penghukuman yang keras bagi setiap manusia yang berdosa untuk membentuk karakter kita agar tidak bermain-main dengan dosa dan dengan sungguh melakukan kehendak Tuhan.
Bagian firman ini memiliki tiga pesan utama yang ingin disampaikan. Pertama, tentang pengepungan yang tidak terelakkan karena Allah tidak mau mendengar doa bangsa Israel. Kedua, berbicara tentang jangka waktu pembuangan yang akan dijalani oleh bangsa Israel. Ketiga, mewartakan kelaparan yang akan diderita oleh penduduk Yerusalem karena terjadinya kelangkaan bahan makanan. Ini merupakan nubuatan penghukuman yang harus disampaikan oleh Nabi Yehezkiel kepada bangsa Israel. Yerusalem sebagai pusat kota akan dikepung dan pembuangan ke bangsa musuh dimulai dengan pengukiran sebuah batu bata di kota Yerusalem. Akibat penghukuman tersebut, keadaan menjadi sulit. Namun sekeras-kerasnya Tuhan menghukum umat-Nya, tujuan utama Allah bukan menghancurkan umat, karena keberdosaan bangsa-Nya ini tidak sebanding dengan masa penghukuman yang diberikan. Ini seharusnya membuat kita sadar akan anugerah Tuhan dan tidak lagi bermain-main dengan dosa.
Ketahuilah bahwa dosa tentu membawa pada sebuah konsekuensi dalam kehidupan setiap manusia. Namun ketika kita mau berbalik dan menyadari keberdosaan kita, maka anugerah Tuhan akan tetap ada dan menolong kita untuk dapat menghayati kasih Allah dalam kehidupan kita. Mari, jauhi dosa dan lakukan kehendak Allah dalam hidup kita.
STUDI PRIBADI: Bagaimanakah orang Kristen menyikapi krisis multidimensi yang dihadapi oleh bangsa Israel pada bangsa Indonesia saat ini?
Pokok Doa: Berdoa bagi bangsa dan negara beserta segenap pemerintahan agar senantiasa dilindungi dan dijauhkan dari krisis yang dapat meruntuhkan ekonomi dan keamanan bangsa.
Roma 8 : 28
28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Yehezkiel 1 : 28
28 Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.