Bacaan hari ini: Ayub 23
“Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia, dan boleh datang ke tempat Ia bersemayam. Maka akan kupaparkan perkaraku di hadapan-Nya, dan kupenuhi mulutku dengan kata-kata pembelaan.” (Ayub 23:3-4)
Petisi dapat diartikan sebagai pernyataan yang disampaikan kepada penguasa untuk mengambil tindakan tehadap suatu hal, agar dibela dan diperjuangkan. Situasi sulit yang dihadapi Ayub serta respons sahabat-sahabatnya yang disebutnya sebagai “penghibur sialan” (Ayub 16:2) menjadikan Ayub memberanikan diri untuk berbicara kepada Allah meminta keadilan-Nya. Perikop kita hari ini adalah catatan tentang reaksi dan respons Ayub terhadap tuduhan Elifas yang bertanya dengan nada mengejek, “Apakah mungkin Allah menghukum Ayub bila ia takut akan Allah?” (22:4). Keyakinan Elifas akan sebuah kejahatan yang tersembunyi yang dilakukan Ayublah yang menyebabkan Ayub mengalami penderitaan dan Azab dari Tuhan (ay. 5).
Keluhan Ayub, “Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia” merupakan ungkapan keputus-asaan Ayub akan sikap sahabat-sahabatnya. Bukannya memberikan penghiburan dan kekuatan, mereka justru lebih banyak menyalahkan Ayub dan memperburuk situasi. Pemikiran Elifas bisa jadi merupakan pemikiran kebanyakan orang Kristen yang cenderung melihat segala sesuatunya dengan cara: taat berarti berkat, salah berbuah kutuk, sehingga mengabaikan sifat kasih dan kemurahan Allah. Dapat diyakini bahwa situasi yang dihadapi oleh Ayub berada dalam kendali dan otoritas Tuhan, namun demi meluruskan masalahnya, Ayub pun menyatakan keinginannya untuk dapat membela diri di hadapan Allah; keberanian Ayub didasarkan pada keyakinannya akan kejujurannya, dia mengibaratkan dirinya seperti emas yang timbul karena sangat teruji.
Kehidupan orang percaya juga tidak imun terhadap masalah; alih-alih mendapatkan penghiburan sejati, sangat mungkin ada orang-orang seperti Elifas yang hadir, menyalahkan dan memperburuk situasi. Seperti Ayub, hal terbaik yang harus dilakukan adalah dengan datang kepada Tuhan semesta alam yang mahatahu dan dengan yakin berkata, “Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku…” (Ayub 23:14). Ya, Tuhan sendirilah yang akan menyelesaikannya bagi orang percaya!
STUDI PRIBADI: (1) Apa yang akan Anda lakukan menghadapi “penghibur” seperti Elifas? (2) Apakah kita berani jujur menyatakan perasaan kita yang sesungguhnya kepada Tuhan?
DOAKAN BERSAMA: Tuhan, Engkau adalah Allah yang adil dan mahabenar. Biarlah keadilan dan kebenaran-Mu nyata atas setiap pergumulan dan masalah yang kami alami, Amin.