Senin, 28 November 2022
“Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.” (Mazmur 63:2)
Bacaan hari ini: Mazmur 63:1-12 | Bacaan setahun: Mazmur 63
Mazmur 63 : 1-12
Kerinduan kepada Allah
1 Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. (63-2) Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.
2 (63-3) Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu.
3 (63-4) Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
4 (63-5) Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.
5 (63-6) Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji.
6 (63-7) Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, —
7 (63-8) sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai.
8 (63-9) Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku.
9 (63-10) Tetapi orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku, akan masuk ke bagian-bagian bumi yang paling bawah.
10 (63-11) Mereka akan diserahkan kepada kuasa pedang, mereka akan menjadi makanan anjing hutan.
11 (63-12) Tetapi raja akan bersukacita di dalam Allah; setiap orang, yang bersumpah demi Dia, akan bermegah, karena mulut orang-orang yang mengatakan dusta akan disumbat.
Seorang bapak tetiba penyakit jantungnya kambuh saat mendengar anaknya mengalami tsunami. Awalnya, kondisi sang bapak cukup mengkhawatirkan. Namun, setelah telepon dan mendengar kabar anaknya baik-baik saja, maka ia kembali pulih karena semangat hidupnya bangkit. Ternyata, ada dampak besar dari sebuah relasi.
Begitu juga kedekatan kita dengan Allah, memengaruhi ketahanan dan semangat hidup kita, khususnya ketika menghadapi tantangan yang sukar. Latar belakang Mazmur 63 ini adalah ketika Daud mengalami masa yang sulit dan nyawanya sedang terancam (ay. 10). Mengapa Daud bisa bertahan? Karena ia memiliki relasi yang dekat dengan Tuhan.
Daud haus dan memiliki kerinduan besar akan Allah. Ia berkata, “Aku mencari Engkau.” Kata ‘mencari’ dari bahasa Ibrani ‘sahar’ artinya: mencari dengan kerinduan serta hasrat dan gairah untuk menemukan sesuatu yang dicari. Pemahaman ini didukung penggunaan dua kata kerja paralel, yaitu rindu dan haus. Jadi, Daud datang mencari Tuhan bukan dengan perasaan biasa-biasa atau karena kebiasaan, tetapi Daud mencari dengan hati yang dipenuhi oleh kerinduan dan hasrat. Daud rindu mendekat kepada Allah, mengalami kepuasan spiritual. Kepuasan itu digambarkan seperti sedang menikmati lemak dan sumsum. Lemak dan sumsum dalam Im. 3:16 adalah makanan yang dikhususkan hanya untuk Allah. Daud seolah-olah berkata, “Ketika bertemu Tuhan, aku menikmati makanan yang enak, aku puas.” Meski sulit, Daud tetap bertahan karena ia memiliki kedekatan.
Sebuah berkat bisa menjadi masalah, menjauhkan relasi kita dengan Tuhan, dan membuat hati kita tidak memikirkan Tuhan. Sebaliknya, sebuah masalah dapat menjadi berkat dan membuat kita haus akan Allah serta membawa kepada sebuah kerinduan untuk mencari Allah dengan penuh hasrat. Ketika kita haus akan Allah, maka kita akan mengalami kepuasan, sekalipun ada dalam tantangan. Seorang yang memiliki kedekatan dengan Allah, akan bertahan menghadapi berbagai macam situasi. Tapi sebaliknya, bila kita tidak dekat, tantangan kecil pun dapat menggoyahkan kita.
STUDI PRIBADI: Bagaimana kondisi hati kita saat ini? Apa kita sedang memiliki kehausan akan Allah, atau sebaliknya?
Pokok Doa: Kiranya Roh Kudus menganugerahi kepada jemaat Tuhan, hati yang haus dan kerinduan akan Allah, sehingga hati kita dilimpahi dengan kepuasan di dalam Dia.