Rabu, 26 Oktober 2022
“Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.” (Mazmur 9:9)
Bacaan hari ini: Mazmur 9:1-21 | Bacaan tahunan: Mazmur 9
Mazmur 9 : 1-21
Allah, Pelindung orang-orang saleh
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Mut-Laben. Mazmur Daud. (9-2) Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib;
2 (9-3) aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi,
3 (9-4) sebab musuhku mundur, tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu.
4 (9-5) Sebab Engkau membela perkaraku dan hakku, sebagai Hakim yang adil Engkau duduk di atas takhta.
5 (9-6) Engkau telah menghardik bangsa-bangsa, telah membinasakan orang-orang fasik; nama mereka telah Kauhapuskan untuk seterusnya dan selama-lamanya;
6 (9-7) musuh telah habis binasa, menjadi timbunan puing senantiasa: kota-kota telah Kauruntuhkan; lenyaplah ingatan kepadanya.
7 (9-8) Tetapi TUHAN bersemayam untuk selama-lamanya, takhta-Nya didirikan-Nya untuk menjalankan penghakiman.
8 (9-9) Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran.
9 (9-10) Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan.
10 (9-11) Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN.
11 (9-12) Bermazmurlah bagi TUHAN, yang bersemayam di Sion, beritakanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa,
12 (9-13) sebab Dia, yang membalas penumpahan darah, ingat kepada orang yang tertindas; teriak mereka tidaklah dilupakan-Nya.
13 (9-14) Kasihanilah aku, ya TUHAN; lihatlah sengsaraku, disebabkan oleh orang-orang yang membenci aku, ya Engkau, yang mengangkat aku dari pintu gerbang maut,
14 (9-15) supaya aku menceritakan segala perbuatan-Mu yang terpuji dan bersorak-sorak di pintu gerbang puteri Sion karena keselamatan yang dari pada-Mu.
15 (9-16) Bangsa-bangsa terbenam dalam pelubang yang dibuatnya, kakinya tertangkap dalam jaring yang dipasangnya sendiri.
16 (9-17) TUHAN telah memperkenalkan diri-Nya, Ia menjalankan penghakiman; orang fasik terjerat dalam perbuatan tangannya sendiri. Higayon. Sela
17 (9-18) Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah.
18 (9-19) Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara.
19 (9-20) Bangkitlah, TUHAN, janganlah manusia merajalela; biarlah bangsa-bangsa dihakimi di hadapan-Mu!
20 (9-21) Biarlah mereka menjadi takut, ya TUHAN, sehingga bangsa-bangsa itu mengakui, bahwa mereka manusia saja. Sela
Dalam sastra Alkitab, ada sebuah bentuk puisi yang kerap disebut the alphabetical acrostic (akrostik alfabetikal). Puisi ini disebut akrostik karena huruf pertama dari kalimat-kalimatnya membentuk sebuah kata tertentu. Dalam konteks lagu gerejawi, kita tahu lagu “Arti Kehadiran-Mu” yang huruf pertama tiap kalimatnya membentuk nama pengarangnya (Jonathan Prawira). Selain itu, puisi ini juga disebut alfabetikal, sebab huruf pertama dari tiap kalimatnya bukan disusun untuk membentuk sebuah kata, melainkan disusun menurut urutan alfabet atau abjad. Ini ibarat seseorang yang membuat puisi dengan dua puluh enam kalimat, yang masing-masing kalimatnya dimulai sesuai urutan abjad. Mazmur 119 adalah contoh terkenal dari mazmur jenis ini. Mazmur 9 dan 10 tampaknya juga mencoba mengikuti model itu, meski tidak semua abjadnya tercakup dan peletakan urutan abjadnya agak sedikit tidak berurutan. Kita tidak tahu persis alasannya. Meski demikian, ini tidak mengurangi keindahan mazmur ini.
Secara garis besar, mazmur ini berbicara soal tiga ide utama. Pertama, bagian ini berisi pujian baik secara individu maupun kelompok kepada Allah. Penulis hendak bersyukur dan menceritakan perbuatan Allah yang ajaib (ay. 1-3; 12-15). Kedua, bagian ini mengisahkan bagaimana keadilan Allah dinyatakan kepada orang-orang fasik. Allah akan menghukum setiap kejahatan yang dilakukan oleh orang fasik dan memperkenalkan diri-Nya sebagai sebagai yang menjalankan penghakiman (ay. 4-7; 16-19). Bagian terakhir berisi doa dan harapan kepada Allah, yang menyatakan keadilan-Nya kepada setiap manusia (ay. 8-11; 20-21).
Bila Mazmur ini memang merupakan satu kesatuan dengan Mazmur 10, maka Mazmur ini memberi nada mayor di tengah nada Mazmur 10 yang cenderung minor. Mazmur ini mengingatkan bahwa Allah tidak diam melihat setiap kejahatan dan ketidakadilan. Allah diam, bukan berarti Allah tidak perduli; Allah diam bukan berarti Ia tidak akan bertindak. Akan tiba waktunya Allah menyatakan penghakiman dan penghukuman-Nya, sehingga setiap orang akan bertekuk lutut dan melihat bahwa sungguh Allah itu adil!
STUDI PRIBADI: Bagaimana jaminan mengenai keadilan Allah menolong Anda menjalani kehidupan Anda?
Pokok Doa: Doakan anak-anak Tuhan dan orang-orang yang mengalami tindasan dan ketidak-adilan. Doakan Allah menjadi pembela bagi mereka dan menyatakan keadilan-Nya.