Minggu, 09 Oktober 2022
“Allah memberinya keamanan yang menjadi sandarannya, dan mengawasi jalan-jalannya.” (Ayub 24:23)
Bacaan hari ini: Ayub 24:1-25 | Bacaan tahunan: Ayub 23-24
Ayub 23
Ayub ingin membela diri di hadapan Allah
1 Tetapi Ayub menjawab:
2 “Sekarang ini keluh kesahku menjadi pemberontakan, tangan-Nya menekan aku, sehingga aku mengaduh.
3 Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia, dan boleh datang ke tempat Ia bersemayam.
4 Maka akan kupaparkan perkaraku di hadapan-Nya, dan kupenuhi mulutku dengan kata-kata pembelaan.
5 Maka aku akan mengetahui jawaban-jawaban yang diberikan-Nya kepadaku dan aku akan mengerti, apa yang difirmankan-Nya kepadaku.
6 Sudikah Ia mengadakan perkara dengan aku dalam kemahakuasaan-Nya? Tidak, Ia akan menaruh perhatian kepadaku.
7 Orang jujurlah yang akan membela diri di hadapan-Nya, dan aku akan bebas dari Hakimku untuk selama-lamanya.
8 Sesungguhnya, kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia;
9 di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia.
10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.
12 Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.
13 Tetapi Ia tidak pernah berubah–siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga.
14 Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya.
15 Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia.
16 Allah telah membuat aku putus asa, Yang Mahakuasa telah membuat hatiku gemetar;
17 sebab bukan karena kegelapan aku binasa, dan bukan juga karena mukaku ditutupi gelap gulita.”
Ayub 24 : 1-25
Allah seakan-akan acuh tak acuh terhadap kejahatan
1 “Mengapa Yang Mahakuasa tidak mencadangkan masa penghukuman dan mereka yang mengenal Dia tidak melihat hari pengadilan-Nya?
2 Ada orang yang menggeser batas tanah, yang merampas kawanan ternak, lalu menggembalakannya.
3 Keledai kepunyaan yatim piatu dilarikannya, dan lembu betina kepunyaan seorang janda diterimanya sebagai gadai,
4 orang miskin didorongnya dari jalan, orang sengsara di dalam negeri terpaksa bersembunyi semuanya.
5 Sesungguhnya, seperti keledai liar di padang gurun mereka keluar untuk bekerja mencari apa-apa di padang belantara sebagai makanan bagi anak-anak mereka.
6 Di ladang mereka mengambil makanan hewan, dan kebun anggur, milik orang fasik, dipetiki buahnya yang ketinggalan.
7 Dengan telanjang mereka bermalam, karena tidak ada pakaian, dan mereka tidak mempunyai selimut pada waktu dingin;
8 oleh hujan lebat di pegunungan mereka basah kuyup, dan karena tidak ada tempat berlindung, mereka mengimpitkan badannya pada gunung batu.
9 Ada yang merebut anak piatu dari susu ibunya dan menerima bayi orang miskin sebagai gadai.
10 Dengan telanjang mereka berkeliaran, karena tidak ada pakaian, dan dengan kelaparan mereka memikul berkas-berkas gandum;
11 di antara dua petak kebun mereka membuat minyak, mereka menginjak-injak tempat pengirikan sambil kehausan.
12 Dari dalam kota terdengar rintihan orang-orang yang hampir mati dan jeritan orang-orang yang menderita luka, tetapi Allah tidak mengindahkan doa mereka.
13 Ada lagi golongan yang memusuhi terang, yang tidak mengenal jalannya dan tidak tetap tinggal pada lintasannya.
14 Pada parak siang bersiaplah si pembunuh, orang sengsara dan miskin dibunuhnya, dan waktu malam ia berlaku seperti pencuri.
15 Orang yang berzinah menunggu senja, pikirnya: Jangan seorangpun melihat aku; lalu dikenakannya tudung muka.
16 Di dalam gelap mereka membongkar rumah, pada siang hari mereka bersembunyi; mereka tidak kenal terang,
17 karena kegelapan adalah pagi hari bagi mereka sekalian, dan mereka sudah biasa dengan kedahsyatan kegelapan.
18 Mereka hanyut di permukaan air, bagian mereka terkutuk di bumi; mereka tidak lagi pergi ke kebun anggur mereka.
19 Air salju dihabiskan oleh kemarau dan panas, demikian juga dilakukan dunia orang mati terhadap mereka yang berbuat dosa.
20 Rahim ibu melupakan dia, berenga mengerumitnya, ia tidak diingat lagi: kecurangan dipatahkan seperti pohon kayu.
21 Ia menjarahi perempuan mandul, yang tidak beranak, dan tidak berbuat baik terhadap seorang janda,
22 bahkan menyeret orang-orang perkasa dengan kekuatannya; ia bangun kembali, tetapi hidupnya tidak terjamin.
23 Allah memberinya keamanan yang menjadi sandarannya, dan mengawasi jalan-jalannya.
24 Hanya sebentar mereka meninggikan diri, lalu tidak ada lagi; mereka luruh, lalu menjadi lisut seperti segala sesuatu, mereka dikerat seperti hulu tangkai gandum.
25 Jikalau tidak demikian halnya, siapa berani menyanggah aku dan meniadakan perkataanku?”
Banyak sekali dari kita suka menonton film aksi, karena film tersebut sering menggambarkan kondisi manusia yang penuh ketidakadilan dan ketidakbenaran, namun diakhiri dengan “happy ending” – yang jahat dihukum, dan yang baik diberikan penghargaan.
Ayub dalam pergumulan hidupnya menghadapi hal yang sama. Ada banyak pertanyaan Ayub tentang ketidakadilan dan ketidakbenaran dalam hidup, tentang perbuatan-perbuatan manusia yang mengabaikan Tuhan dan menindas sesamanya. Belum lagi pergumulan orang yang miskin dan susah, yang menjerit kepada Allah tapi seolah-olah tidak didengarkan (ay. 12). Mengapa Allah Diam? Salah satu jawabannya, yaitu “waktu Tuhan.” Waktu Tuhan untuk bertindak berbeda dengan waktu kita. Kita ingin orang yang berbuat jahat langsung dijatuhi hukuman sesegera mungkin. Namun, waktu Tuhan beda dengan kita, walau sepertinya begitu lama menurut kita. Seharusnya kita bersyukur dengan waktu Tuhan, karena jika penghakiman itu dilakukan pada saat itu juga, maka siapakah yang bisa lolos?
Realita tentang Allah yang sepertinya tidak bertindak terhadap orang-orang jahat, menyadarkan Ayub bahwa sesungguhnya memang untuk sementara waktu, Allah memberikan keamanan dan kenyamanan kepada mereka yang jahat untuk menikmati hasil perbuatan mereka. Akan tetapi, ketika waktu-Nya tiba, maka kesombongan dan kebanggaan orang-orang ini akan lisut dan luruh, tertulis: “Allah memberinya keamanan yang menjadi sandarannya, dan mengawasi jalan-jalannya. Hanya sebentar mereka meninggikan diri, lalu tidak ada lagi; mereka luruh, lalu menjadi lisut seperti segala sesuatu, mereka dikerat seperti hulu tangkai gandum” (ay. 23-24).
Ketika melihat ketidakadilan dan ketidakbenaran berlangsung dan Tuhan Allah tidak bertindak menurut pandangan kita, maka jangan cepat-cepat menyalahkan Tuhan. Yakin dan percayalah bahwa Tuhan tahu dan juga sedang melihat mereka, dan hanya sebentar saja waktu mereka. Bila mereka tidak bertobat, maka mereka akan dilenyapkan oleh Tuhan Allah dan juga akan menghadapi penghakiman di kekekalan nanti.
STUDI PRIBADI: Apa ketidakadilan dan ketidakbenaran yang mengganggu Anda beriman? Doakanlah di hadapan Tuhan, dan cobalah untuk melihat dari kebenaran firman Tuhan.
Pokok Doa: Doakan orang-orang yang Anda ketahui sedang bermain-main dengan dosa dan kejahatan agar belas kasihan Allah menyadarkan mereka untuk segera bertobat.