Sabtu, 01 Oktober 2022
“Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku?” (Ayub 10:8)
Bacaan hari ini: Ayub 10:1-22 | Bacaan tahunan: Ayub 10-11
Ayub 10 : 1-22
Apakah maksud Allah dengan penderitaan?
1 “Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku.
2 Aku akan berkata kepada Allah: Jangan mempersalahkan aku; beritahukanlah aku, mengapa Engkau beperkara dengan aku.
3 Apakah untungnya bagi-Mu mengadakan penindasan, membuang hasil jerih payah tangan-Mu, sedangkan Engkau mendukung rancangan orang fasik?
4 Apakah Engkau mempunyai mata badani? Samakah penglihatan-Mu dengan penglihatan manusia?
5 Apakah hari-hari-Mu seperti hari-hari manusia, tahun-tahun-Mu seperti hari-hari orang laki-laki,
6 sehingga Engkau mencari-cari kesalahanku, dan mengusut dosaku,
7 padahal Engkau tahu, bahwa aku tidak bersalah, dan bahwa tiada seorangpun dapat memberi kelepasan dari tangan-Mu?
8 Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku?
9 Ingatlah, bahwa Engkau yang membuat aku dari tanah liat, tetapi Engkau hendak menjadikan aku debu kembali?
10 Bukankah Engkau yang mencurahkan aku seperti air susu, dan mengentalkan aku seperti keju?
11 Engkau mengenakan kulit dan daging kepadaku, serta menjalin aku dengan tulang dan urat.
12 Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku.
13 Tetapi inilah yang Kausembunyikan di dalam hati-Mu; aku tahu, bahwa inilah maksud-Mu:
14 kalau aku berbuat dosa, maka Engkau akan mengawasi aku, dan Engkau tidak akan membebaskan aku dari pada kesalahanku.
15 Kalau aku bersalah, celakalah aku! dan kalau aku benar, aku takkan berani mengangkat kepalaku, karena kenyang dengan penghinaan, dan karena melihat sengsaraku.
16 Kalau aku mengangkat kepalaku, maka seperti singa Engkau akan memburu aku, dan menunjukkan kembali kuasa-Mu yang ajaib kepadaku.
17 Engkau akan mengajukan saksi-saksi baru terhadap aku, –Engkau memperbesar kegeraman-Mu terhadap aku–dan pasukan-pasukan baru, bahkan bala tentara melawan aku.
18 Mengapa Engkau menyebabkan aku keluar dari kandungan? Lebih baik aku binasa, sebelum orang melihat aku!
19 Maka aku seolah-olah tidak pernah ada; dari kandungan ibu aku langsung dibawa ke kubur.
20 Bukankah hari-hari umurku hanya sedikit? Biarkanlah aku, supaya aku dapat bergembira sejenak,
21 sebelum aku pergi, dan tidak kembali lagi, ke negeri yang gelap dan kelam pekat,
22 ke negeri yang gelap gulita, tempat yang kelam pekat dan kacau balau, di mana cahaya terang serupa dengan kegelapan.”
Ayub 11
Anjuran Zofar supaya Ayub merendahkan diri di hadapan Allah
1 Maka berbicaralah Zofar, orang Naama:
2 “Apakah orang yang banyak bicara tidak harus dijawab? Apakah orang yang banyak mulut harus dibenarkan?
3 Apakah orang harus diam terhadap bualmu? Dan kalau engkau mengolok-olok, apakah tidak ada yang mempermalukan engkau?
4 Katamu: Pengajaranku murni, dan aku bersih di mata-Mu.
5 Tetapi, mudah-mudahan Allah sendiri berfirman, dan membuka mulut-Nya terhadap engkau,
6 dan memberitakan kepadamu rahasia hikmat, karena itu ajaib bagi pengertian. Maka engkau akan mengetahui, bahwa Allah tidak memperhitungkan bagimu sebagian dari pada kesalahanmu.
7 Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa?
8 Tingginya seperti langit–apa yang dapat kaulakukan? Dalamnya melebihi dunia orang mati–apa yang dapat kauketahui?
9 Lebih panjang dari pada bumi ukurannya, dan lebih luas dari pada samudera.
10 Apabila Ia lewat, melakukan penangkapan, dan mengadakan pengadilan, siapa dapat menghalangi-Nya?
11 Karena Ia mengenal penipu dan melihat kejahatan tanpa mengamat-amatinya.
12 Jikalau orang dungu dapat mengerti, maka anak keledai liarpun dapat lahir sebagai manusia.
13 Jikalau engkau ini menyediakan hatimu, dan menadahkan tanganmu kepada-Nya;
14 jikalau engkau menjauhkan kejahatan dalam tanganmu, dan tidak membiarkan kecurangan ada dalam kemahmu,
15 maka sesungguhnya, engkau dapat mengangkat mukamu tanpa cela, dan engkau akan berdiri teguh dan tidak akan takut,
16 bahkan engkau akan melupakan kesusahanmu, hanya teringat kepadanya seperti kepada air yang telah mengalir lalu.
17 Kehidupanmu akan menjadi lebih cemerlang dari pada siang hari, kegelapan akan menjadi terang seperti pagi hari.
18 Engkau akan merasa aman, sebab ada harapan, dan sesudah memeriksa kiri kanan, engkau akan pergi tidur dengan tenteram;
19 engkau akan berbaring tidur dengan tidak diganggu, dan banyak orang akan mengambil muka kepadamu.
20 Tetapi mata orang fasik akan menjadi rabun, mereka tidak dapat melarikan diri lagi; yang masih diharapkan mereka hanyalah menghembuskan nafas.”
Ketika membaca Ayub pasal 1, kita mengerti bahwa Ayub mengalami penderitaan karena Iblis hendak mencobai kesalehan Ayub dengan seizin TUHAN. Apabila kita tahu bahwa penderitaan Tuhan izinkan untuk menguji iman kita, maka akan lebih mudah bagi kita untuk merespons dengan positif. Tetapi, Ayub tidak tahu semuanya itu. Oleh sebab itu, dapat dipahami gejolak yang ada di dalam hati dan pikiran Ayub. Di satu sisi, Ayub mengenal Allah yang berdaulat dan berkuasa atas segala sesuatu, namun di sisi lain, Ayub galau dengan penderitaan yang tiba-tiba datang bertubi- tubi tanpa ia tahu sebabnya. Secara manusia sulit untuk dapat memahami dan menanggungnya.
Ayub pasal 10 menunjukkan Ayub bingung dan hampir putus asa. Ia mengutarakan: “Aku telah bosan hidup… Mengapa Engkau menyebabkan aku keluar dari kandungan? Lebih baik aku binasa, sebelum orang melihat aku!” Di sisi lain, Ayub sadar tangan Allah membentuknya dan memberikan kasih setia-Nya. Tapi saat itu, Ayub merasa Allah hendak membinasakan dirinya. Ayub benar-benar tidak memahami dan terus bertanya apa maksud Allah dengan penderitaannya. Kita mungkin juga pernah bertanya kepada Tuhan, apa maksud Tuhan dengan penderitaan yang tidak segera berakhir ini? Namun ketika kita memahami kisah Ayub ini secara utuh, mari berkata, “tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku” dengan perspektif berbeda. Jika Ayub mengucapkan untuk menyatakan kebingungannya, kita ucapkan sebagai landasan iman. Yang menciptakan kita adalah Allah yang Mahakuasa, Allah yang berdaulat atas hidup kita, maka kita boleh sungguh percaya bahwa Allah mengontrol hidup kita. Kita adalah ciptaan dan milik Allah yang penuh kasih, maka kita yakin Allah pasti tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri. Allah akan menopang dan menguatkan kita.
Secara manusia, mengalami penderitaan adalah tidak mudah. Namun hendaknya kita menghadapi penderitaan yang Allah izinkan dengan terus mendekat kepada Allah, tetap percaya dan setia kepada-Nya sampai kita merasakan kebaikan Allah yang nyata di balik pergumulan tersebut.
STUDI PRIBADI: Salahkah jika kita bertanya, apa maksud Tuhan dengan penderitaan yang kita alami? Bagaimana respons yang tepat ketika mengalami penderitaan?
Pokok Doa: Berdoalah untuk jemaat yang sedang mengalami pergumulan, kiranya tetap memiliki iman dan setia kepada Tuhan, serta merasakan kasih, kekuatan dari Tuhan.